Meulaboh (ANTARA Aceh) - Sejumlah nelayan di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh yang menggunakan armada kecil masih kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis solar sehingga mengganggu aktivitas melaut.

"Saya tidak perlu banyakpun minyak, cuma satu jeregen atau sekitar 10 liter per hari, itupun sulit dapat. Kadang nanti kalau tidak dapat, tidak melaut dulu, kalau sudah ada jalan lagi," kata Salfajar (47) salah satu nelayan di Meulaboh, Senin.

Pernyataan itu disampaikan kepada wartawan usai membongkar hasil tangkapan pada armada kecilnya berkapasitas di bawah 5 grosstonage (GT) di lokasi Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Ujong Baroh, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat.

Dia berangkat melaut pukul 04.30 WIB, kemudian mencari ikan di wilayah perairan Aceh Barat dan kembali ke daratan pukul 09.40 WIB, dia bersama rekannya membawa pulang hasil tangkapan delapan ember atau sekitar 80 kilogram ikan campuran.

Untuk pagi Senin (7/8) dia menyatakan kondisi alun gelombang di laut wilayah mereka masih lumayan ektrem, alun ombak/gelombang sangat terasa bagi armada kecil sehingga lebih sedikit was-was ketika dalam posisi di laut lepas.

"Alun gelombangnya tinggi, tapi lumayan ada ikannya, banyak ikan campuran ukuran sedang. Ikannya hari ini banyak karena air lautnya keruh, jadi ikan-ikan tidak begitu nampak melihat mata jaring. Cuma jenis ikannya itu tadi," sebutnnya.

Sementara itu Muhksinin (52) salah seorang pedagang enceren ikan segar di lokasi pasar setempat menyampaikan, harga ikan basah justru mengalami kenaikan karena pasokan terbatas, terutama jenis ikan seperti Kembung, Bandeng dan ikan Karang.

"Hampir rata-rata mengalami kenaikan, sebab kami beli pada toke bangku (pelaku lelang), hampir semuanya naik Rp10.000 per kilogram. Kalau ikan campuran memang harganya tidak begitu terpengaruh," sebutnya.

Ikan kembung biasanya mereka beli seharga Rp35.000/kg-Rp40.000/kg, kemudian mereka encer seharga Rp50.000/kg, saat ini untuk harga dipengusaha pelelangan ikan sudah naik menjadi Rp50.000/kg, sehingga harga enceran Rp60.000/kg.

Kemudian ikan bandeng, dari harga Rp25.000/kg naik menjadi Rp35.000/kg, ikan bandeng hari-hari normal mereka beli pada proses pelalangan ikan di lokasi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) seharga Rp15.000/kg, kemudian naik menjadi Rp25.000/kg.

Ikan tongkol dari harga Rp18.000/kg naik menjadi Rp25.000/kg hingga Rp30.000/kg, kondisi tersebut terjadi sejak Sabtu (5/8) karena kondisi cuaca ektrem menghambat aktivitas nelayan melaut, banyak nelayan juga tidak melaut karena kesulitan BBM Solar.

"Kalau bahasa nelayan saat ini ada namanya kena 'Bintang Kala', biasanya bakat atau alun gelombang di laut besar, namun ikan banyak. Tapi para nelayan armada tertentu tidak melaut dalam kondisi demikian," katanya menambahkan. 

Pewarta: Anwar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017