Ketua Majelis Pengurus Wilayah Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Aceh Dr Taqwaddin resmi melantik pengurus Daerah ICMI Aceh Timur yang diketahui Dr Darmawan Ali, sekaligus memberikan pesan kepada ICMI se Aceh harus memperkuat komunikasi.
Pelantikan di Aula Pemkab Aceh Timur, Idi, Sabtu (7/9) tersebut berlangsung khidmat dalam suasana duka atas meninggalnya seorang ulama berpengaruh Aceh, Tgk Muhammad Yusuf A Wahab alias Tu Sop.
Dalam momen itu, Taqwaddin mengatakan bahwa eksistensi kelahiran ICMI sejak 34 tahun lalu disebabkan karena tantangan marjinalisasi Umat Islam di Indonesia era akhir 1980-an.
Sehingga mendorong para aktivis muda Islam mendorong melakukan perlawanan dengan menghadirkan organisasi Cendekiawan Muslim se-Indonesia, dan meminta orang dekat Presiden saat itu, yakni BJ Habibie mendeklarasikan lahirnya organisasi ini di Universitas Brawijaya Malang 1990.
Kala itu, dirinya sedang menempuh pendidikan Program Magister Hukum di Universitas Airlangga, Surabaya. Situasi dan tantangan yang dihadapi Umat Islam Indonesia saat ini, hampir serupa dengan awal kelahiran ICMI.
"Karena itu, saya meminta semua organisatoris ICMI seluruh Aceh agar mengembangkan kiprah seoptimal mungkin guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
Dirinya berpesan, kepada Ketua Majelis MPD ICMI Aceh Timur yang baru dilantik dan para Ketua MPD Orda ICMI se Aceh agar memperkuat komunikasi dengan sesama pengurus.
"Kemudian, kita juga harus memperkuat koordinasi dengan semua institusi pemerintahan, baik yang bersifat vertikal maupun dengan jajaran pemerintah kabupaten," kata Hakim Tinggi Ad Hoc Tipikor itu.
Sementara itu, Ketua ICMI Aceh Timur, Darmawan dalam sambutannya mengucapkan permohonan maaf atas keterlambatan prosesi pelantikan ini.
"Atas keterlambatan ini, kami mohon maaf. Kami siap melakukan upaya-upaya untuk mengembangkan kiprah ICMI di Aceh Timur," demikian Darmawan.
Prosesi pengukuhan tersebut turut dihadiri Staf Ahli Pemerintah Aceh Timur, Khairurazi atau yang lebih populer dipanggil Om JK (Jenderal Kancil), para Anggota Forkopimda, MPU, MPA, serta tokoh masyarakat Aceh Timur.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
Pelantikan di Aula Pemkab Aceh Timur, Idi, Sabtu (7/9) tersebut berlangsung khidmat dalam suasana duka atas meninggalnya seorang ulama berpengaruh Aceh, Tgk Muhammad Yusuf A Wahab alias Tu Sop.
Dalam momen itu, Taqwaddin mengatakan bahwa eksistensi kelahiran ICMI sejak 34 tahun lalu disebabkan karena tantangan marjinalisasi Umat Islam di Indonesia era akhir 1980-an.
Sehingga mendorong para aktivis muda Islam mendorong melakukan perlawanan dengan menghadirkan organisasi Cendekiawan Muslim se-Indonesia, dan meminta orang dekat Presiden saat itu, yakni BJ Habibie mendeklarasikan lahirnya organisasi ini di Universitas Brawijaya Malang 1990.
Kala itu, dirinya sedang menempuh pendidikan Program Magister Hukum di Universitas Airlangga, Surabaya. Situasi dan tantangan yang dihadapi Umat Islam Indonesia saat ini, hampir serupa dengan awal kelahiran ICMI.
"Karena itu, saya meminta semua organisatoris ICMI seluruh Aceh agar mengembangkan kiprah seoptimal mungkin guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
Dirinya berpesan, kepada Ketua Majelis MPD ICMI Aceh Timur yang baru dilantik dan para Ketua MPD Orda ICMI se Aceh agar memperkuat komunikasi dengan sesama pengurus.
"Kemudian, kita juga harus memperkuat koordinasi dengan semua institusi pemerintahan, baik yang bersifat vertikal maupun dengan jajaran pemerintah kabupaten," kata Hakim Tinggi Ad Hoc Tipikor itu.
Sementara itu, Ketua ICMI Aceh Timur, Darmawan dalam sambutannya mengucapkan permohonan maaf atas keterlambatan prosesi pelantikan ini.
"Atas keterlambatan ini, kami mohon maaf. Kami siap melakukan upaya-upaya untuk mengembangkan kiprah ICMI di Aceh Timur," demikian Darmawan.
Prosesi pengukuhan tersebut turut dihadiri Staf Ahli Pemerintah Aceh Timur, Khairurazi atau yang lebih populer dipanggil Om JK (Jenderal Kancil), para Anggota Forkopimda, MPU, MPA, serta tokoh masyarakat Aceh Timur.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024