Dewan Pengurus Pusat (DPP) Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) menyebutkan ada tiga problem utama yang dialami oleh para nelayan tradisional di Kabupaten Aceh Selatan.

Ketua Umum DPP KNTI Dani Setiawan di Aceh Selatan, Selasa, mengatakan tiga problem yang biasa dialami oleh para nelayan tradisional yakni abrasi, asuransi, dan pemberdayaan perempuan pesisir.

"Kami di DPP KNTI memang sengaja turun ke Aceh Selatan untuk menyaring atau mendapatkan informasi berupa aspirasi dari anggota-anggota dan nelayan tradisional," kata Dani Setiawan.

Ia menjelaskan pada umumnya dari kunjungan di beberapa wilayah setidaknya ada tiga problem yang disampaikan oleh para anggota dan para nelayan, pertama adalah soal kondisi abrasi yang dialami di beberapa tempat.

"Terkait abrasi khususnya di Aceh Selatan itu yang sangat mengganggu nelayan apalagi penangkapan ikan yang dilakukan nelayan tradisional," kata Dani Setiawan.

Kemudian usaha-usaha yang berada di sepanjang pesisir, kata Dani Setiawan pihaknya sudah berkonsultasi dan berdialog dengan Pj Bupati Aceh Selatan untuk meminta dukungan dari pemerintah daerah.

Selanjutnya terkait dengan pemberdayaan perempuan-perempuan pesisir, untuk mengolah hasil perikanan menjadi produk perikanan baik itu ikan asin atau produk-produk lainnya.

Ia menjelaskan banyak sekali produk-produk yang bisa dihasilkan sebenarnya oleh masyarakat pesisir di Aceh Selatan ini, sebagaimana  juga yang ada di banyak tempat di Indonesia yang sudah berhasil  mengolah produk-produk perikanan.

"Kami ingin di Aceh Selatan lebih maju produk perikanannya, terutama perempuan-perempuan pesisir yang terlibat dalam soal itu," kata Dani Setiawan.

Ketua Umum KNTI menyampaikan soal asuransi ketenagakerjaan khususnya untuk nelayan tradisional akan diperjuangkan oleh KNTI.

"Seperti yang kita ketahui bersama, tadi juga pak Pj Bupati menyampaikan risiko dari penangkapan ikan ini sangat besar, akibat dari cuaca ekstrem dan kondisi laut yang menjadi semakin tidak aman," kata Dani Setiawan.

Ia menyebutkan bagi nelayan tradisional menjadi salah satu opsi yang akan diperjuangkan untuk memberikan perlindungan bagi nilai tradisional melalui skema perlindungan sosial atau asuransi sosial.

"Harapan kita agar pemerintah daerah bisa memberikan dukungan subsidi berupa premi untuk asuransi atau jaringan sosial," kata Dani 
Setiawan.
 

Pewarta: Risky Hardian Saputra

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024