Kutacane (ANTARA Aceh) - Petani di Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh, mengaku masih memiliki sejumlah kendala demi mewujudkan swasembada pangan, salah satunya saluran irigasi.
"Selama ini, kami tergantung curah hujan atau sistem tadah hujan sebagai pola pengolahan sawah kami," ujar Ketua Kelompok Tani Desa Prapat Sepakat, Dipop di Kantor Dinas Pangan Aceh Tenggara, Senin.
Hal itu dipaparkannya, saat menghadiri diskusi oleh tim survei Fakultas Pertanian Unsyiah dan Pemerintah Aceh yang dihadiri para ketua kelompok setempat.
Ia mengaku, semua lahan untuk tanaman pangan seperti padi dan jangung di daerah tersebut telah digarap oleh petani, tapi sawah belum, karena kurangnya saluran irigasi.
Padahal, lanjutnya, saluran irigasi merupakan sarana pendukung petani dalam mengembangkan potensi yang ada di daerahnya seperti membutuhkan stok air yang mencukupi kebutuhan pengairan setiap tahun.
"Sumber air, banyak. Apalagi seperti saat ini musim hujan, cuma ketika musim kemarau debit air bakal berkurang," terangnya.
Ikhsan Sulaiman, Ketua Tim Kajian Fakultas Pertanian Unsyiah mengatakan, irigasi di Aceh Tenggara perlu diperkuat ke depan oleh pemerintah daerah demi memperkuat infrastuktur pangan.
"Irigasi, lalu setelah panen karena untuk padi masih ada kendala di penjemuran. Apalagi, kalau panen serentak. Itu harus ada tempat penjemuran," terangnya.
Dia melanjutkan, kemudian infrastuktur untuk tanaman jagung masih sangat kurang, karena tempat pengeringan ini yang masih terbatas.
Seperti diketahui, luas lahan pertanian tanaman pangan dan hortikultura 39.497 hektare atau sekitar 9,33 persen dari luas wilayah Aceh Tenggara 423.141 ha.
"Kita ingin melihat infrastuktur dua dari tiga komoditi pangan seperti padi dan jangung di daerah ini sebagai wilayah tengah di Aceh bersama Aceh Selatan, sedangkan kedelai di Aceh Utara," tutur dia.
"Hasil kajian ini, menjadi masukan bagi Pemerintah Aceh untuk menentukan arah pembangunan infrastuktur ke depan. Sebab, amanah undang-undang, pemerintah wajib menyediakan pangan yang cukup, terjangkau, aman, sehat, dan bergizi," tegas Ikhsan.
Gubernur Aceh Irwandi Yusuf sebelumnya telah menargetkan capaian produksi tiga komoditi pangan tahun ini seperti padi 2,9 juta ton, jagung 249 ribu ton, dan kedelai 4,8 juta ton.
Irwandi mengaku, tiga komoditi pangan tersebut merupakan komoditas andalan yang tertuang dalam perencanaan pertanian Pemerintah Aceh.
"Target ini tidak bisa dikatakan kecil, butuh kerja keras dan bantuan semua pihak. Oleh karena itu, saya mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih kepada lembaga pemberdayaan masyarakat Aceh yang menggagas kegiatan seminar pertanian dan penyerahan bantuan berupa bahan pertanian," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017
"Selama ini, kami tergantung curah hujan atau sistem tadah hujan sebagai pola pengolahan sawah kami," ujar Ketua Kelompok Tani Desa Prapat Sepakat, Dipop di Kantor Dinas Pangan Aceh Tenggara, Senin.
Hal itu dipaparkannya, saat menghadiri diskusi oleh tim survei Fakultas Pertanian Unsyiah dan Pemerintah Aceh yang dihadiri para ketua kelompok setempat.
Ia mengaku, semua lahan untuk tanaman pangan seperti padi dan jangung di daerah tersebut telah digarap oleh petani, tapi sawah belum, karena kurangnya saluran irigasi.
Padahal, lanjutnya, saluran irigasi merupakan sarana pendukung petani dalam mengembangkan potensi yang ada di daerahnya seperti membutuhkan stok air yang mencukupi kebutuhan pengairan setiap tahun.
"Sumber air, banyak. Apalagi seperti saat ini musim hujan, cuma ketika musim kemarau debit air bakal berkurang," terangnya.
Ikhsan Sulaiman, Ketua Tim Kajian Fakultas Pertanian Unsyiah mengatakan, irigasi di Aceh Tenggara perlu diperkuat ke depan oleh pemerintah daerah demi memperkuat infrastuktur pangan.
"Irigasi, lalu setelah panen karena untuk padi masih ada kendala di penjemuran. Apalagi, kalau panen serentak. Itu harus ada tempat penjemuran," terangnya.
Dia melanjutkan, kemudian infrastuktur untuk tanaman jagung masih sangat kurang, karena tempat pengeringan ini yang masih terbatas.
Seperti diketahui, luas lahan pertanian tanaman pangan dan hortikultura 39.497 hektare atau sekitar 9,33 persen dari luas wilayah Aceh Tenggara 423.141 ha.
"Kita ingin melihat infrastuktur dua dari tiga komoditi pangan seperti padi dan jangung di daerah ini sebagai wilayah tengah di Aceh bersama Aceh Selatan, sedangkan kedelai di Aceh Utara," tutur dia.
"Hasil kajian ini, menjadi masukan bagi Pemerintah Aceh untuk menentukan arah pembangunan infrastuktur ke depan. Sebab, amanah undang-undang, pemerintah wajib menyediakan pangan yang cukup, terjangkau, aman, sehat, dan bergizi," tegas Ikhsan.
Gubernur Aceh Irwandi Yusuf sebelumnya telah menargetkan capaian produksi tiga komoditi pangan tahun ini seperti padi 2,9 juta ton, jagung 249 ribu ton, dan kedelai 4,8 juta ton.
Irwandi mengaku, tiga komoditi pangan tersebut merupakan komoditas andalan yang tertuang dalam perencanaan pertanian Pemerintah Aceh.
"Target ini tidak bisa dikatakan kecil, butuh kerja keras dan bantuan semua pihak. Oleh karena itu, saya mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih kepada lembaga pemberdayaan masyarakat Aceh yang menggagas kegiatan seminar pertanian dan penyerahan bantuan berupa bahan pertanian," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017