Lhokseumawe (ANTARA Aceh) - Petani ikan kerapu di Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh, masih sulit memperoleh bibit, sehingga merasa perlu adanya tempat penangkaran benih di daerah itu.
Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kota Lhokseumawe Darmawan di Lhokseumawe, Selasa mengatakan, untuk kebutuhan bibit ikan kerapu jenis ekspor, harus didatangkan dari luar daerah.
Sebutnya, untuk jenis ikan kerapu yang banyak dibudidayakan di wilayah Lhokseumawe antara lain, jenis kerapau A, kerapu kertang dan kerapu cantik, sedangkan untuk jenis lokal lainnya tidak begitu diminati pasar, sehingga petani tidak membudidayakannya.
"Tiga jenis ikan kerapu ini yang banyak dibudidayakan di Kota Lhokseumawe, karena banyak diminati pasar. Akan tetapi sangat susah mendapatkan bibitnya, karena harus didatangkan dari luar daerah," ucap Darmawan.
Sebutnya, untuk kebutuhan bibit ikan kerapu tersebut didapatkan dari pedagang lokal yang mendatangkan dari luar daerah.
Kemudian, bibit ikan tersebut dijual dengan ukuran tertentu, karena bibit didatangkan dari luar daerah, harganya juga mahal dibeli oleh petani keramba.
"Harga untuk jenis bibit kerapu kertang adalah Rp9.000/ekor ukuran 4 inc, sedangkan bibit kerapu lokal dengan ukuran yang sama harganya Rp3.000/ekor," ujar Darmawan.
Oleh karena itu, lanjutnya, ia sangat mengharapkan supaya di Kota Lhokseumawe ada pembibitan ikan kerapu dan juga berbagai jenis bibit ikan lainya yang dapat dibudidayakan, sehingga petani keramba maupun tambak, tidak perlu repot mencari bibitnya.
"Jika disini ada pembibitan berbagai jenis ikan akan sangat membantu sekali petani dalam memperoleh bibit yang dibutuhkan, sehingga tidak perlu mencari keluar daerah. Ini merupakan sebuah peluang usaha bagi yang ingin bergerak di bidang pembibitan," jelas Darmawan.
Sebutnya lagi, untuk lokasi budidaya ikan kerapu di Kota Lhokseumawe, banyak dilakukan di sepanjang aliran Sungai Krueng Cunda, karena sepanjang DAS tersebut, terdapat puluhan jaring apung.
Produksi ikan kerapu di Lhokseumawe, merupakan jenis kualitas ekspor yang dipasarkan melalui pedagang di Sumatera Utara, kata Darmawan.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017
Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kota Lhokseumawe Darmawan di Lhokseumawe, Selasa mengatakan, untuk kebutuhan bibit ikan kerapu jenis ekspor, harus didatangkan dari luar daerah.
Sebutnya, untuk jenis ikan kerapu yang banyak dibudidayakan di wilayah Lhokseumawe antara lain, jenis kerapau A, kerapu kertang dan kerapu cantik, sedangkan untuk jenis lokal lainnya tidak begitu diminati pasar, sehingga petani tidak membudidayakannya.
"Tiga jenis ikan kerapu ini yang banyak dibudidayakan di Kota Lhokseumawe, karena banyak diminati pasar. Akan tetapi sangat susah mendapatkan bibitnya, karena harus didatangkan dari luar daerah," ucap Darmawan.
Sebutnya, untuk kebutuhan bibit ikan kerapu tersebut didapatkan dari pedagang lokal yang mendatangkan dari luar daerah.
Kemudian, bibit ikan tersebut dijual dengan ukuran tertentu, karena bibit didatangkan dari luar daerah, harganya juga mahal dibeli oleh petani keramba.
"Harga untuk jenis bibit kerapu kertang adalah Rp9.000/ekor ukuran 4 inc, sedangkan bibit kerapu lokal dengan ukuran yang sama harganya Rp3.000/ekor," ujar Darmawan.
Oleh karena itu, lanjutnya, ia sangat mengharapkan supaya di Kota Lhokseumawe ada pembibitan ikan kerapu dan juga berbagai jenis bibit ikan lainya yang dapat dibudidayakan, sehingga petani keramba maupun tambak, tidak perlu repot mencari bibitnya.
"Jika disini ada pembibitan berbagai jenis ikan akan sangat membantu sekali petani dalam memperoleh bibit yang dibutuhkan, sehingga tidak perlu mencari keluar daerah. Ini merupakan sebuah peluang usaha bagi yang ingin bergerak di bidang pembibitan," jelas Darmawan.
Sebutnya lagi, untuk lokasi budidaya ikan kerapu di Kota Lhokseumawe, banyak dilakukan di sepanjang aliran Sungai Krueng Cunda, karena sepanjang DAS tersebut, terdapat puluhan jaring apung.
Produksi ikan kerapu di Lhokseumawe, merupakan jenis kualitas ekspor yang dipasarkan melalui pedagang di Sumatera Utara, kata Darmawan.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017