Singkil (Antaranews Aceh) - Wakil Bupati Aceh Singkil Sazali menilai sektor pengelolaan perikanan di daerahnya masih belum menunjukkan perkembangan yang berarti, sehingga perlu kerja keras untuk memberdayakan potensi daerah.

"Organisasi Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) harus bisa membina nelayan dan memberi masukan konstruktif pada Dinas Perikanan, karena Aceh Singkil belum tunjukkan pengembangannya di sektor perikanan," katanya usai membuka acara Muscab DPC HNSI ke-2 di Singkil, Rabu.

Sazali menyinggung prihal itu karena salah satu jenis bantuan seperti mesin Robin untuk perahu nelayan yang diadakan Dinas Perikanan setiap tahun hanya mampu membantu nelayan satu hari, karena mesin itu selalu dijual dengan harga obral, sehingga tidak menunjukkan wujud kemandirian.

Dikatakan, sudah waktunya nelayan diberikan otoritas mengelola laut, sebab hanya dengan lautlah masyarakat nelayan bisa berjaya.

"Untuk itu setiap tahun pertumbuhan ekonomi nelayan kita harus terus mengembangkan dengan cara rasional dan tepat sasaran, sehingga dengan sendirinya kasus `ilegal fishing` juga akan hilang dengan rutinnya aktivitas nelayan," ujarnya.

Untuk itu, sebutnya, HNSI harus terus disosialisasikan kendati membutuhkan waktu dan pengorbanan, sehingga nantinya siapapun berprofesi nelayan di Singkil ini adalah anggota HNSI.

Sazali berharap siapapun Ketua HNSI Aceh Singkil yang terpilih dalam Muscab ke II harus mampu membina nelayan Aceh Singkil dan selalu koordinasi dengan pihak Dinas Perikanan untuk duduk bersama merencanakan dengan matang keefisienan produktifitas nelayan.

Sementara itu, dalam Muscab, mantan anggota DPRK Aceh Aceh Singkil Masruman terpilih secara aklamasi sebagai Ketua HNSI Aceh Singkil periode 2017 - 2022.

Ketua HNSI terpilih Masruman mengatakan berjanji siap membantu para nelayan yang ada di Kabupaten Aceh Singkil dan akan berada di belakang nelayan untuk memberikan motifasi dan support.


Pewarta: Khairuman

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018