Meulaboh (Antaranews Aceh) - Bupati Aceh Barat, Provinsi Aceh H Ramli MS menyatakan menolak beras impor masuk ke daerahnya karena kualitasnya belum tentu bagus dan hanya akan menguntungkan para pengusaha tertentu.

"Saya menolak impor beras, itu ujung-ujungnya kan untuk raskin atau rastra. Uang pemerintah akhirnya hanya mengalir ke pengusaha tertentu saja. Kabupaten Aceh Barat tidak pernah putus beras," kata Ramli, di Meulaboh, Jumat.

Penegasan itu disampaikan setelah melakukan penanaman benih jagung hibrida pola tumpang sari, di Alu Penyareng, Meureubo bersama jajaran TNI-AD Korem 012/Teuku Umar, dan organisasi Gerakan Pemuda Tani Indonesia (Gempita) pada lahan seluas 20 hektare.

Impor beras yang rencananya akan dilakukan oleh pemerintah dari Vietnam dan Thailand, untuk menekan kenaikan harga beras kualitas medium di pasar, sebab meski telah dilakukan operasi pasar pada Desember 2017, harga beras medium hingga Januari 2018 masih bertahan tinggi.

Namun, menurut Ramli, impor beras yang dilakukan pemerintah pusat hanya akan menguntungkan pengusaha tertentu, sementara kualitas beras yang biasanya tidak bagus akhirnya disalurkan sebagai beras bantuan sosial untuk masyarakat Indonesia.

Ramli optimistis produksi gabah kering giling di daerah tersebut masih surplus dan cukup apabila dibeli oleh pemerintah dalam hal ini Perum Bulog, kemudian dibagikan lagi kepada masyarakat sebagai beras bantuan dengan kualitas produksi padi lokal.

Bahkan, produksi gabah petani Aceh Barat, sebagian besar dibeli oleh tengkulak dari daerah tetangga untuk diolah menjadi beras dengan kualitas yang lebih bagus, kemudian dijual kembali ke daerah itu.

"Beras kita dibawa ke luar, kemudian diolah dan dijual kembali di Aceh Barat. Saya akan mencari investor membangun pabrik kilang padi yang modern, sehingga beras diolah di sini dengan kualitas lebih bagus," katanya, didampingi Komandan Korem 012/TU Kol Inf Nefra Firdaus SE MM.

Saat menyampaikan sambutannya, Ramli juga menyinggung kemampuan daerah dalam berproduksi padi, sehingga tidak takut akan terjadi kekurangan stok pangan bagi masyarakat setempat.

Ia berharap kepada jajaran TNI untuk terus mendampingi masyarakat dalam mengelola sektor pertanian tanaman pangan, serta kegiatan ekonomi lainnya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat daerah setempat.

Menurutnya, sudah terbukti, selama TNI bersama rakyat, hasil pertanian meningkat, karena petani sudah disiplin dalam mengelola sawah, hingga mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat maupun daerah.

"Sudah terbukti, selama ini personel militer bersama mendampingi petani, hasil kegiatannya bagus. Kami juga minta ada kawasan-kawasan lain di perdesaan terutama, juga dilakukan pengembangan jagung maupun kedelai bersama Gampita dan TNI," katanya pula.

Pewarta: Anwar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018