Kutacane (Antaranews Aceh) - Sejumlah petani mengaku, panen tanaman jagung kali ini terserang hama berupa jamur berwarna putih pada bagian buah di Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh.
"Jamur ini tumbuh, karena terlalu banyak air di pokoknya akibat hujan yang turun dalam dua bulan terakhir," ucap Fatimah (45), petani jagung di Desa Perapat Sepakat, Babussalam, Kutacane, Rabu.
Ia mengatakan, pohon tanaman pangan itu terendam air hujan karena wilayah di Aceh kini sedang memasuki puncak hujan, sehingga kualitas jagung menjadi rendah.
Akibat lain ditimbulkan, lanjutnya, panen menjadi tidak sesuai harapan. Apalagi mereka terpaksa melakukan panen dini terhadap bahan baku pembuat pakan ternak ini.
Berdasarkan data terakhir Dinas Pertanian Aceh Tenggara menyebut, luas tanaman jagung di daerah itu sekitar 16.679 hektare dengan masa tanam tiga kali dalam setahun dan memproduksi 220.000 ton per tahun.
"Panen kali ini, jagung saya susut sekitar 400 kilogram dari empat bulan lalu 1,8 ton. Harganya pun memang sedang turun Rp3.200 per kilogram. Memang balik modal, tapi sedikit kali untung kami," terangnya.
Jefri Sekedang (36), petani jagung lainnya berujar, saat ini mayoritas tanaman jagung cuma berada diharga Rp3.200 per kilogram, padahal normalnya berkisar Rp3.600 sampai Rp3.800 per kilogram.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Aceh Tenggara merupakan kabupaten nomor lima yang berhasil mengentaskan kemiskinan dari 23 kabupaten/kota di Aceh karena daerahnya sentra produksi jagung dalam satu hektare rata-rata mampu memproduksi 7,2 ton jagung.
"Ini murni karena curah hujan (yang tinggi), sehingga jamur pun tumbuh. Dulu satu hektare jangung bisa menghasilkan tujuh sampai delapan ton, namun kini cuma sekitar lima ton akibat serangan hama," tutur dia.
Zulkarnain (33), petani jagung lainnya di Aceh Tenggara mengatakan, pihaknya telah melakukan panen jagung dengan masa tanam empat bula.
"Akibat jamur ini, asal sudah tiga bulan, maka petani segera memanennya," terangnya.
Rudi (31), penyuluh pertanian Dinas Pertanian Aceh Tenggara menyebut, mayoritas tanaman jagung petani diserang hama jamur di bagian daun, sehingga jagung menjadi kecil dan berwarna putih.
"Ini (jamur), baru ada karena cuaca yang tak menentu. Petani harus kurangi pemakaian pupuk urea," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018
"Jamur ini tumbuh, karena terlalu banyak air di pokoknya akibat hujan yang turun dalam dua bulan terakhir," ucap Fatimah (45), petani jagung di Desa Perapat Sepakat, Babussalam, Kutacane, Rabu.
Ia mengatakan, pohon tanaman pangan itu terendam air hujan karena wilayah di Aceh kini sedang memasuki puncak hujan, sehingga kualitas jagung menjadi rendah.
Akibat lain ditimbulkan, lanjutnya, panen menjadi tidak sesuai harapan. Apalagi mereka terpaksa melakukan panen dini terhadap bahan baku pembuat pakan ternak ini.
Berdasarkan data terakhir Dinas Pertanian Aceh Tenggara menyebut, luas tanaman jagung di daerah itu sekitar 16.679 hektare dengan masa tanam tiga kali dalam setahun dan memproduksi 220.000 ton per tahun.
"Panen kali ini, jagung saya susut sekitar 400 kilogram dari empat bulan lalu 1,8 ton. Harganya pun memang sedang turun Rp3.200 per kilogram. Memang balik modal, tapi sedikit kali untung kami," terangnya.
Jefri Sekedang (36), petani jagung lainnya berujar, saat ini mayoritas tanaman jagung cuma berada diharga Rp3.200 per kilogram, padahal normalnya berkisar Rp3.600 sampai Rp3.800 per kilogram.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Aceh Tenggara merupakan kabupaten nomor lima yang berhasil mengentaskan kemiskinan dari 23 kabupaten/kota di Aceh karena daerahnya sentra produksi jagung dalam satu hektare rata-rata mampu memproduksi 7,2 ton jagung.
"Ini murni karena curah hujan (yang tinggi), sehingga jamur pun tumbuh. Dulu satu hektare jangung bisa menghasilkan tujuh sampai delapan ton, namun kini cuma sekitar lima ton akibat serangan hama," tutur dia.
Zulkarnain (33), petani jagung lainnya di Aceh Tenggara mengatakan, pihaknya telah melakukan panen jagung dengan masa tanam empat bula.
"Akibat jamur ini, asal sudah tiga bulan, maka petani segera memanennya," terangnya.
Rudi (31), penyuluh pertanian Dinas Pertanian Aceh Tenggara menyebut, mayoritas tanaman jagung petani diserang hama jamur di bagian daun, sehingga jagung menjadi kecil dan berwarna putih.
"Ini (jamur), baru ada karena cuaca yang tak menentu. Petani harus kurangi pemakaian pupuk urea," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018