Aceh Singkil (Antaranews Aceh) - Seorang nelayan atas nama Ereanus Telaumbanua (25) dilaporkan hilang tenggelam di perairan Pulau Duo, Kecamatan Pulau Banyak Barat, Kabupaten Aceh Singkil saat mencari teripang di kawasan sarang buaya laut.
Koordinator Basarnas Pos Simeulue Rahmad Kenedy, dihubungi dari Meulaboh, Selasa, mengatakan, menurut keterangan dua orang saksi melihat korban sempat memberi isyarat lampu senter sebelum hilang, diduga ditarik oleh buaya.
"Kejadian itu sangat cepat, diperkirakan korban ditarik ke dalam air oleh buaya dikarenakan lokasi pencarian teripang tempat sarang buaya, dan kedua saksi nelayan melaporkan kejadian tersebut," ujarnya pula.
Baca juga: Warga Singkil tangkap buaya sepanjang 4,5 meter
Korban dilaporkan hilang pada Senin (26/2) sekitar pukul 23.30 WIB.
Kedua orang nelayan yang menjadi saksi, yakni Susanto Laoly (21) dan Alfariz (25), warga Desa Suka Makmur sempat melihat ada buaya di sekitar lokasi setelah melihat isyarat lampu senter korban.
Sebelumnya, ketiga nelayan muda itu sedang mencari teripang di perairan Pulau Duo, Kecamatan Pulau Banyak Barat. Ketiganya terpaut sekitar 20 meter saat bekerja, tiba-tiba salah satu di antara mereka melihat kode senter cahaya berputar-putar.
Baca juga: BKSDA segera tangani buaya di Krueng Peudada
"Saksi pertama melihat kejadian tersebut langsung memberi tahu kepada Alfaris saksi kedua, kemudian keduanya mengejar ke arah lampu, tetapi kedua saksi nelayan itu tidak sempat mengejar korban, karena sudah hilang ditarik ke dalam air," katanya pula.
Setelah tim SAR Pulau Banyak menerima laporan dari pihak desa, pada Selasa pukul 09.00 WIB, tim bergerak menuju titik koordinat yang dilaporkan itu, untuk melakukan pencarian seputar Pulau Duo, Kuala Gadang, Kuala Trapung, dan Kuala Betuah.
Tim SAR gabungan bersama TNI-AL dibantu masyarakat hingga Selasa petang belum menemukan korban, namun dari petunjuk atau barang bukti yang ditinggalkan di lokasi kejadian diduga korban tenggelam diterkam oleh buaya di perairan setempat.
Baca juga: Nelayan Singkil terancam keberadaan buaya
Pada saat malam kejadian itu, barang bukti yang ditemukan 1 unit senter dalam kondisi terapung. Keesokan paginya (Selasa) sekitar pukul 08.00 WIB, ditemukan tombak dan keranjang ikannya dengan jarak pisah sekitar 3 meter tiap barang.
"Saat dalam pencarian warga sempat melihat buaya di bawah laut tidak jauh dari lokasi kejadian. Karena itu, dugaan tim pencarian bahwa korban kemungkinan besar memang diserang oleh buaya laut yang ada di perairan itu," katanya lagi.
Tim pencarian korban di antaranya Komandan Pos AL Letda Laut (T) Wiwin Yulianto beserta satu anggota Posal Pulau Banyak, kedua Kapospol Pulau Banyak Barat Ipda H Primul, Kanit Intel Polsek Pulau Banyak Barat Bripka Saprin, Satgas SAR Pulau Banyak Yudistira, serta dibantu aparat desa Suka Makmur dan warga Ujung Sialit.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018
Koordinator Basarnas Pos Simeulue Rahmad Kenedy, dihubungi dari Meulaboh, Selasa, mengatakan, menurut keterangan dua orang saksi melihat korban sempat memberi isyarat lampu senter sebelum hilang, diduga ditarik oleh buaya.
"Kejadian itu sangat cepat, diperkirakan korban ditarik ke dalam air oleh buaya dikarenakan lokasi pencarian teripang tempat sarang buaya, dan kedua saksi nelayan melaporkan kejadian tersebut," ujarnya pula.
Baca juga: Warga Singkil tangkap buaya sepanjang 4,5 meter
Korban dilaporkan hilang pada Senin (26/2) sekitar pukul 23.30 WIB.
Kedua orang nelayan yang menjadi saksi, yakni Susanto Laoly (21) dan Alfariz (25), warga Desa Suka Makmur sempat melihat ada buaya di sekitar lokasi setelah melihat isyarat lampu senter korban.
Sebelumnya, ketiga nelayan muda itu sedang mencari teripang di perairan Pulau Duo, Kecamatan Pulau Banyak Barat. Ketiganya terpaut sekitar 20 meter saat bekerja, tiba-tiba salah satu di antara mereka melihat kode senter cahaya berputar-putar.
Baca juga: BKSDA segera tangani buaya di Krueng Peudada
"Saksi pertama melihat kejadian tersebut langsung memberi tahu kepada Alfaris saksi kedua, kemudian keduanya mengejar ke arah lampu, tetapi kedua saksi nelayan itu tidak sempat mengejar korban, karena sudah hilang ditarik ke dalam air," katanya pula.
Setelah tim SAR Pulau Banyak menerima laporan dari pihak desa, pada Selasa pukul 09.00 WIB, tim bergerak menuju titik koordinat yang dilaporkan itu, untuk melakukan pencarian seputar Pulau Duo, Kuala Gadang, Kuala Trapung, dan Kuala Betuah.
Tim SAR gabungan bersama TNI-AL dibantu masyarakat hingga Selasa petang belum menemukan korban, namun dari petunjuk atau barang bukti yang ditinggalkan di lokasi kejadian diduga korban tenggelam diterkam oleh buaya di perairan setempat.
Baca juga: Nelayan Singkil terancam keberadaan buaya
Pada saat malam kejadian itu, barang bukti yang ditemukan 1 unit senter dalam kondisi terapung. Keesokan paginya (Selasa) sekitar pukul 08.00 WIB, ditemukan tombak dan keranjang ikannya dengan jarak pisah sekitar 3 meter tiap barang.
"Saat dalam pencarian warga sempat melihat buaya di bawah laut tidak jauh dari lokasi kejadian. Karena itu, dugaan tim pencarian bahwa korban kemungkinan besar memang diserang oleh buaya laut yang ada di perairan itu," katanya lagi.
Tim pencarian korban di antaranya Komandan Pos AL Letda Laut (T) Wiwin Yulianto beserta satu anggota Posal Pulau Banyak, kedua Kapospol Pulau Banyak Barat Ipda H Primul, Kanit Intel Polsek Pulau Banyak Barat Bripka Saprin, Satgas SAR Pulau Banyak Yudistira, serta dibantu aparat desa Suka Makmur dan warga Ujung Sialit.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018