Lhokseumawe (Antaranews Aceh) - Produktivitas padi dengan pola tanam "hazton" yang dikembangkan oleh Bank Indonesia di Kabupaten Bireun, Provinsi Aceh mencapai 11 ton/hektare.
Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Lhokseumawe Yufrizal kepada wartawan di Lhokseumawe, Sabtu mengatakan, produktivitas pada panen perdana pola tanam hazton yang dilakukan kelompok tani Mon Jambee, Kecamatan Jeumpa, pada Kamis (1/3), bervariasi, paling rendah 8,6 ton dan tertinggi 11,1 ton/ha.
Lanjutnya, dalam pandangan pihaknya, dengan hasil produktivitas rata-rata sebesar 9,2 ton/ha, menunjukkan bahwa penanaman padi dengan pola tanam hazton menunjukkan hasil yang lebih baik dari pada pola tanam konvensional yang selama ini dilakukan oleh petani.
Baca juga: Kendalikan inflasi BI kembangkan komoditas kontributif
Bahkan, sebut Yufrizal lagi, saat masa tanam, tanaman padi di kawasan tersebut sedang diserang oleh hama wereng. Akan tetapi mampu bertahan diatas rata-rata sistem penanaman konvensional.
"Selain itu, tahun ini merupakan tahun pertama penanaman sehingga para petani juga masih pada tahap belajar, sehingga kami yakin pada tahun-tahun berikutnya dengan doa dan ikhtiar kita bersama, akan memperoleh hasil yang jauh lebih optimal lagi," jelas Kepala BI Lhokseumawe tersebut.
Pembinaan terhadap petani dengan pola tanam hazton seluas 15 hektare tersebut, telah dimulai sejak 2017 yang diawali dengan penandatanganan kesepakatan bersama antara Pemkab Bireun dengan KPw BI Lhokseumawe.
Baca juga: BI Lhokseumawe bantu budidaya cabai merah
Dimana, dalam pelaksanaan klaster dimaksud, Bank Indonesia menyediakan berbagai bantuan kepada petani, seperti bibit, pupuk, dan pestisida.
Selain itu, kepada kelompok tani juga telah diberikan berbagai pelatihan seperti teknik budidaya dengan pola tanam hazton, penanganan hama penyakit dan tanaman, serta diikutsertakan dalam studi banding ke Pontianak, Kalbar, tempat pertama kali padi dengan pola tanam hazton ini dikembangkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018
Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Lhokseumawe Yufrizal kepada wartawan di Lhokseumawe, Sabtu mengatakan, produktivitas pada panen perdana pola tanam hazton yang dilakukan kelompok tani Mon Jambee, Kecamatan Jeumpa, pada Kamis (1/3), bervariasi, paling rendah 8,6 ton dan tertinggi 11,1 ton/ha.
Lanjutnya, dalam pandangan pihaknya, dengan hasil produktivitas rata-rata sebesar 9,2 ton/ha, menunjukkan bahwa penanaman padi dengan pola tanam hazton menunjukkan hasil yang lebih baik dari pada pola tanam konvensional yang selama ini dilakukan oleh petani.
Baca juga: Kendalikan inflasi BI kembangkan komoditas kontributif
Bahkan, sebut Yufrizal lagi, saat masa tanam, tanaman padi di kawasan tersebut sedang diserang oleh hama wereng. Akan tetapi mampu bertahan diatas rata-rata sistem penanaman konvensional.
"Selain itu, tahun ini merupakan tahun pertama penanaman sehingga para petani juga masih pada tahap belajar, sehingga kami yakin pada tahun-tahun berikutnya dengan doa dan ikhtiar kita bersama, akan memperoleh hasil yang jauh lebih optimal lagi," jelas Kepala BI Lhokseumawe tersebut.
Pembinaan terhadap petani dengan pola tanam hazton seluas 15 hektare tersebut, telah dimulai sejak 2017 yang diawali dengan penandatanganan kesepakatan bersama antara Pemkab Bireun dengan KPw BI Lhokseumawe.
Baca juga: BI Lhokseumawe bantu budidaya cabai merah
Dimana, dalam pelaksanaan klaster dimaksud, Bank Indonesia menyediakan berbagai bantuan kepada petani, seperti bibit, pupuk, dan pestisida.
Selain itu, kepada kelompok tani juga telah diberikan berbagai pelatihan seperti teknik budidaya dengan pola tanam hazton, penanganan hama penyakit dan tanaman, serta diikutsertakan dalam studi banding ke Pontianak, Kalbar, tempat pertama kali padi dengan pola tanam hazton ini dikembangkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018