Kualasimpang (Antaranews Aceh) - Yayasan Satucita Lestari Indonesia (YSLI) Kabupaten Aceh Tamiang berhasil menetaskan 93 butir telur tukik (anak tuntong) di medio Maret 2018.
Ketua YLSI Yusriono di Kualasimpang, Kamis menyatakan, telur yang menetas itu dari 119 butir telur yang dikonsentrasikan di dua kampung, yakni Sungai Kuruk Tiga dan Pusong Kapal, Kecamatan Seruway, beberapa waktu lalu.
Yusriono menyebutkan, dari 119 butir telur yang mereka amankan, hanya 93 telur yang berhasil ditetaskan dan 26 telur lainnya tidak berhasil ditetaskan karena telurnya busuk.
"Kita terus berusaha menyelamat species langka nomor urut 25 terpunah di dunia ini, agar keberadaan mereka tidak habis. Di Aceh Tamiang dari hasil deteksi YSLI ada sekitar 400 ekor tuntong dewasa perlu penyelamatan lebih lanjut, kita terus memantau ruang geraknya, dengan menggunakan alat digital deteksi," kata dia.
Yusri mengatakan, sebanyak 119 butir telur tersebut hasil penemuan tim patroli yang terdiri dari dua kelompok dampingan YSLI di dua kampung, Sungai Kuruk 3 dan Kampung Pusong Kapal yang didampingi petugas dari BKSDA Aceh.
Lebih lanjut dikatakan, sebanyak 119 butir telur merupakan hasil dari sarang penyu yang berada di Pantai Pusong Putus Ujung Tamiang, temuan itu hasil patroli periode awal Desember 2017 hingga Februari 2018.
Menurutnya, semua tukik yang netas tersebut dalam kondisi sempurna, semua tukik tersebut telah dipindahkan ke dalam kotak busa (styrofoam). dan tukik tersebut juga sudah ditempatkan di Rumah Informasi Tuntong Laut di Pusong Kapal, Kecamatan Seruway.
"Untuk pemeliharaan dan keselamatan tukik tersebut, diberikan pakan berupa udang kecil sebanyak dua kali dalam sehari, dan untuk keseimbangan kondisi airnya dilakukan pergantian setiap harinya. Dalam waktu dekat ini, tukik penyu hijau nantinya akan dilepas liarkan ke habitat aslinnya," jelas Yusriono.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018
Ketua YLSI Yusriono di Kualasimpang, Kamis menyatakan, telur yang menetas itu dari 119 butir telur yang dikonsentrasikan di dua kampung, yakni Sungai Kuruk Tiga dan Pusong Kapal, Kecamatan Seruway, beberapa waktu lalu.
Yusriono menyebutkan, dari 119 butir telur yang mereka amankan, hanya 93 telur yang berhasil ditetaskan dan 26 telur lainnya tidak berhasil ditetaskan karena telurnya busuk.
"Kita terus berusaha menyelamat species langka nomor urut 25 terpunah di dunia ini, agar keberadaan mereka tidak habis. Di Aceh Tamiang dari hasil deteksi YSLI ada sekitar 400 ekor tuntong dewasa perlu penyelamatan lebih lanjut, kita terus memantau ruang geraknya, dengan menggunakan alat digital deteksi," kata dia.
Yusri mengatakan, sebanyak 119 butir telur tersebut hasil penemuan tim patroli yang terdiri dari dua kelompok dampingan YSLI di dua kampung, Sungai Kuruk 3 dan Kampung Pusong Kapal yang didampingi petugas dari BKSDA Aceh.
Lebih lanjut dikatakan, sebanyak 119 butir telur merupakan hasil dari sarang penyu yang berada di Pantai Pusong Putus Ujung Tamiang, temuan itu hasil patroli periode awal Desember 2017 hingga Februari 2018.
Menurutnya, semua tukik yang netas tersebut dalam kondisi sempurna, semua tukik tersebut telah dipindahkan ke dalam kotak busa (styrofoam). dan tukik tersebut juga sudah ditempatkan di Rumah Informasi Tuntong Laut di Pusong Kapal, Kecamatan Seruway.
"Untuk pemeliharaan dan keselamatan tukik tersebut, diberikan pakan berupa udang kecil sebanyak dua kali dalam sehari, dan untuk keseimbangan kondisi airnya dilakukan pergantian setiap harinya. Dalam waktu dekat ini, tukik penyu hijau nantinya akan dilepas liarkan ke habitat aslinnya," jelas Yusriono.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018