Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Sejumlah nelayan tradisional di Aceh, mengaku, cukup antusias melaut akibat harga ikan pada sejumlah pasar tradisional di Banda Aceh melambung tinggi sepekan terakhir.

"Air di laut cukup deras, sehingga ikan tangkapan kami cukup banyak. Selain itu, harga ikan pun lagi bagus di pasaran," ucap Supriyadi (43), nelayan di Alun Naga, Banda Aceh, Jumat.

Paling sedikit saat ini, ia mengaku, bisa membawa uang pulang ke rumah Rp250 ribu dalam satu hari usai melaut selama tiga jam lamanya menggunakan alat tangkap jaring.

Alat tangkap jaring yang nelayan tradisonal gunakan memiliki lebar sekitar empat meter, dan panjang 100 meter dilengkapi batu atau besi pemberat.

Setiap hari, kecuali Jumat usai melaksanakan solat Subuh, ia berangkat melaut bersama satu orang rekannya menggunakan dua perahu kayu yang dilengkapi mesin sebagai tenaga penggerak.

"Kadang bisa Rp1 juta sekali melaut, karena harga ikan sekarang lagi tinggi. Tetapi lebih sering harganya tak bagus, selain hasil tangkapan kurang memadai," terangnya.

"Tak jarang, kami bawa pulang cuma Rp50 ribu. Kadang pun, tidak ada. Terpaksa ngutang dulu untuk biaya hidup sehari-hari," kata Spriyadi.

Ridwan (37), nelayan lain mengaku, nelayan tradisional di daerah berjuluk "Serambi Mekkah", selalu melakukan negosiasi dengan calon penampung hasil ikan tangkapannya.

"Terkadang, mereka (calon penampung) kasih harga murah sekali. Kami tidak mau la, dan kami cari pembeli dengan harga tinggi karena di pasar saat ini harga ikan laut mahal," tuturnya.

Mustafa (45), pedagang penampung ikan nelayan mengaku, hasil tangkapan nelayan tadisional di Banda Aceh tidak dibedakan berdasarkan jenis ikan terutama ikan batu karang.

"Kita beli dari nelayan, misalnya seharga Rp400 ribu dalam wadah ukuran 25 atau 30 kilogram. Baru kita pilah-pilah, tergantung jenis ikan untuk dilempar ke pasar," kata dia.
 

Pewarta: Muhammad Said

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018