Meulaboh (Antaranews Aceh) - Kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Ke-103 Kodim 0105/Aceh Barat membawa wajah baru di Desa Antong, Kecamatan Panton Reu, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh.

Antong merupakan salah satu desa yang luput dari pantauan pemerintah. Warga desa ini memiliki sejarah pahit saat konflik bersenjata antara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan durasi cukup panjang.

Jika dulu TNI masuk dalam kondisi siap menumpas gerakan separatis di kawasan Desa Antong, kini TNI kembali membangun jalan akses masyarakat, serta mengobati trauma dengan berbagai kegiatan non fisik selama 15 Oktober - 13 November 2018.

Kegiatan ini bertema "TNI Manunggal Rakyat Dalam Mewujudkan Desa Yang Maju, Sejahtera dan Demokratis", diharapkan menjadi solusi untuk membangun sosial ekonomi masyarakat dan menjadi penawar sejarah panjang konflik bersenjata di kawasan itu.

Saat ini kedekatan masyarakat dengan TNI sudah semakin erat, orangtua, pemuda hingga anak - anak, seakan tidak percaya jika TNI kembali lagi ke desa mereka, apalagi untuk penugasan kemanusiaan membangun desa dalam kegiatan TMMD tahun 2018.

Kedatangan Satuan Tugas (Satgas) TMMD ke-103, terlihat begitu diterima masyarakat setempat, tidak hanya Desa Antong yang merupakan target pembangunan, masyarakat Desa Paya Baro dan Desa Ujong Raja juga ikut merasakan nyamannya ketika TNI datang.

Sampai - sampai warga meminta kesediaan tim satgas tinggal di desa mereka, itu terlihat saat kedatangan Komandan Satgas (Dansatgas) TMMD ke - 103/ Kodim Aceh Barat, Letkol Kav. Nurul Diyanto S.Pd, pada Selasa (23/10).

Rombongan disambut tiga orang Keuchik atau Kepala Desa, mereka duduk bersama dan bercanda ria, turut serta masyarakat, anak sekolah dari Sekolah Dasar (SD) Antong, ?mereka bersalaman dan ingin berswafoto bersama TNI yang sedang membangun desa.

"Saya tidak bisa berkata banyak, saya tidak bisa menahan air mata disaat anak anak ini datang dan mencium tangan serta meminta berfoto dengan saya. Saya mengerti perasaan mereka," kata Dansatgas yang merupakan Dandim 0105/ Aceh Barat.

Ia berharap melalui TMMD, dapat memberikan perubahan kepada masyarakat, khususnya di desa terpencil seperti Desa Antong. Dirinya yakin masih ada desa lain yang luput dari pantauan dan akan dicari keberadaan mereka sampai ke ujung pegunungan.

Jalan Antarkecamatan

Kegiatan TMMD ke-103 tahun 2018 di Aceh Barat, membuka jalan terobos sepanjang 6.500 meter (6,5 km) sehingga menghubungkan sejumlah desa antarkecamatan Panton Reu tujuan Pante Ceureumen dan sebaliknya.

Sementara untuk kegiatan non fisik berupa penyuluhan wawasan kebangsaan dan bela negara, penyuluhan pertanian dan hortikultura. Penyuluhan hukum dan bahaya narkoba, penyuluhan perkebunan dan peternakan serta pengobatan dan khitanan massal.

Hujan mengguyur dan harus melawan derasnya air sungai, tidak menyurutkan semangat pasukan satgas atau mundur, mereka tetap berjibaku dalam lumpur untuk membawa material dan perlengkapan lewat sungai untuk membangun desa pedalaman Aceh Barat.

TNI juga sudah tidak khawatir masuk dalam wilayah eks konflik bersenjata, apalagi telah dilakukan penandatanganan kesepakatan damai yang lebih dikenal dengan Memorandum of Understanding (MoU) antara NKRI dengan GAM di Helsinki, Firlandia, pada 2005.

Kondisi jalan setepak terbuat dari pengerasan tanah gunung sepanjang desa itu sangat rusak dan berlubang, jembatan kayu sudah rapuh, tepian jalan penuh rumput dan ilalang, sementara setiap hari dilintasi warga hingga anak - anak sekolah dasar.

Seperti jembatan di perbatasan Desa Antong dan Ujung Raja, yang terlihat sudah usang dan tua, konstruksi kayunya sudah rapuh dan tidak rapat sehingga sulit bagi warga melintas, Satgas TMMD bersama warga memperbaiki jembatan itu.

Hal tersebut untuk menghindari kecelakaan, jembatan roboh dan terjatuh pelajar atau warga pada saat melintasinnya, Dansatgas memerintahkan anggotanya memperbaiki sarana umum itu, ?karena berpotensi menciderai masyarakat.

Selain itu, sarana transportasi massal yang dapat digunakan warga sekitar adalah "armada" rakitan mesin alat bajak sawah (Handtracktor), seperti yang dibuatkan M. Amin, untuk membantu dan mempercepat akses mengangkut sawit dan warga melintasinya.

Sosok mantan pasukan GAM yang setia dan tetap tinggal di desa bersama warganya itu, sudah lima tahun menetap di hutan kilometer 2,5 tepatnya di lokasi jalan yang akan dibangun oleh Satgas TMMD Aceh Barat.

M. Amin memisahkan diri, dari teman seperjuangannya karena tidak ingin terlibat dalam bisnis riba dan politik pascadamai. Ia lebih memilih tinggal di kampung bersama masyarakat, dari pada harus pergi ke kota seperti teman seperjuangannya yang lain.

Ia bangga dan baru kali ini berani duduk dan tertawa bahagia dengan Komandan Kodim. Bagaimana tidak, sampai - sampai Komandan Kodim 0105 meminta diajarkan cara membawa hentraktor kendaraan milik mantan petinggi GAM di wilayah setempat itu.

Diawali dengan kegiatan TMMD, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat menyahuti dengan melanjutkan pembangunan sosial ekonomi masyarakat, salah satunya akan dibangun kebun pinang rakyat di sepanjang jalan tersebut.

Bupati Aceh Barat H Ramli, MS menyampaikan, kehadiran kegiatan itu mampu membangun ketertinggalan kawasan terpencil di wilayah setempat, akan ada program lanjutan dari pemda untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar.

"Nanti akan saya lanjutkan dengan membangun kebun pinang rakyat disepanjang jalan yang dibangun dalam TMMD ini," katanya usai menjadi inspektur upacara, di Lapangan Bola Desa Ujung Raja, Panton Reu.

Dengan terbukanya akses jalan akan memperlancar roda perekonomian masyarakat dan mudah terjangkau pelaksanaan program pemerintah. Lokasi itu dipilih karena merupakan salah satu daerah tertinggal dan jauh dengan pantauan pihak keamanan.

Saat pembukaan TMMD yang diharapkan mampu menjadi penawar sejarah panjang konflik bersenjata itu dihadiri Danrem 012/Teuku Umar Kolonel Inf Aswardi, SE, Kapolres Aceh Barat AKBP Raden Bobby Aria Prakarsa, SIK, Ketua Mahkamah Syariah, Perwakilan Kajari, Ketua MAA, Danyonif 116/ GS, Wadenpom IM2 Meulaboh, Danden AU Nagan Raya, Kapos AL Meulaboh, Kepala SKPK, Muspika serta masyarakat sekitar.
 

Pewarta: Oleh Anwar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018