Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Aceh pada September 2018 surplus 4,35 juta dolar AS, tetapi turun 39,44 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

"Neraca perdagangan kita (Aceh) September tahun ini surplus 4,35 juta dolar AS, tapi mengalami penurunan sebesar 39,44 persen dibandingkan 7,18 juta dolar AS pada Agustus 2018," ujar Kepala Bidang Distribusi BPS Aceh, Kenda Prayatno di Banda Aceh, Jumat.

Adapun kelompok komoditas nonmigas, yakni bahan bakar mineral berupa batu bara merupakan bahan dari pertambangan masih mendominasi dengan nilai 12,34 juta dolar AS.

Sedangkan impor Aceh selama September tahun ini tercatat dengan nilai 8,19 juta dolar AS, dan volume mencapai 15.809 ton lebih?

"Impor Aceh pada September 2018 mayoritas didominasi kelompok gandum-gamduman dari Thailand sebesar Rp7,1 juta dolar AS dari total nilai impor 8,19 juta dolar AS," ungkapnya.

Baca juga: Kelompok gandum-ganduman September dominasi impor Aceh

"Bila dibanding tahun lalu, maka terjadi persentase neraca perdagangan year on year (September 2018 terhadap September 2017) yang tumbuh 5,83 persen," ucap Kenda.

Presiden Joko Widodo sebelumnya mengatakan, ekspor dan investasi menjadi dua hal penting atau kunci dalam memperkuat fundamental perekonomian Indonesia.

"Kalau itu bisa kita lakukan, ekspornya meningkat, sehingga defisit neraca perdagangan bisa kita selesaikan. Defisit transaksi berjalan kita, `current account` defisit bisa kita selesaikan," kata Jokowi.

Presiden menyatakan telah memerintahkan menteri di bidang ekonomi untuk memperbaiki defisit neraca perdagangan selama satu tahun.

Dengan peningkatan ekspor, maka devisa negara akan meningkat dan neraca perdagangan makin stabil, kata Jokowi.
 

Pewarta: Muhammad Said

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018