Banda Aceh (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh untuk memperbanyak dalam menyelenggarakan festival budaya serta agenda pariwisata lainnya, sebagai salah satu upaya untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah Tanah Rencong itu.
Kepala Bank Indonesia Aceh Rony Widijarto di Banda Aceh, Senin, mengatakan salah satu contohnya seperti pergelaran Pekan Kebudayaan Aceh (PKA), yang dinilai sukses dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah.
“Melihat kesuksesan pekan budaya tersebut, tentu penyelenggaraan festival di Aceh patut untuk ditingkatkan. Aceh memiliki berbagai kekayaan budaya mulai dari tari- tarian, tenun, dan masih banyak lagi,” kata Rony.
Penyataan itu disampaikan Rony dalam Laporan Perekonomian Aceh Februari 2024, sebagai rekomendasi kebijakan bagi Pemprov Aceh guna mendorong pertumbuhan ekonomi Aceh di masa akan datang.
Ia menyebutkan, selain berfungsi sebagai alat untuk memperkenalkan budaya, festival dapat memberikan manfaat ekonomi seperti penjualan barang konsumsi, hunian kamar, transportasi, objek wisata di sekitar kawasan atau kota tempat kegiatan, penjualan merchandise serta lapangan kerja.
Penyelenggaraan festival juga dapat menarik wisatawan mancanegara sehingga berujung pada membuka iklim investasi di daerah. Oleh sebab itu, penyelenggaraan festival budaya dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam mendorong perekonomian daerah.
Seperti, kata Rony, agenda PKA 8 pada akhir 2023 lalu, menjadi salah satu upaya untuk melestarikan nilai-nilai budaya, sejarah, dan adat istiadat Aceh.
Beberapa rangkaian yang digelar seperti pawai budaya, pameran, festival kuliner, seminar internasional, pertunjukan dan lomba seni budaya, lomba permainan rakyat, festival busana, festival adat budaya, business matching, serta anugerah budaya.
Kata dia, penyelenggaraan PKA sebagai sebuah festival budaya juga berdampak pada perekonomian daerah. Hal tersebut terlihat pada peningkatan tingkat penghunian kamar (TPK) hotel selama kegiatan.
Pada November 2023, TPK Aceh mencapai 39,32 persen, lebih tinggi dibanding Oktober 2023 sebesar 33,64 persen.
“Hal serupa juga terlihat dari peningkatan jumlah wisatawan, konsumsi rumah tangga, dan sektor perdagangan yang meningkat pada periode penyelenggaraan kegiatan tersebut,” ujarnya.
Maka, Bank Indonesia mengharapkan agar potensi yang ada di Aceh semakin dikenal luas oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Melalui ini juga diharapkan dapat mendorong iklim investasi yang lebih baik bagi daerah Serambi Mekkah itu.
Oleh karenanya ke depan, lanjut Rony, perlu adanya penguatan sinergi lintas unsur untuk bersama-sama dalam mendorong promosi potensi Aceh melalui penyelenggaraan festival sehingga dapat mendorong perekonomian Aceh di masa depan.
“Aceh juga memiliki sejarah peradaban serta keindahan alam yang dapat dioptimalkan. Potensi tersebut dapat dioptimalkan melalui penyelenggaraan festival atau kegiatan serupa lainnya,” ujarnya.
Baca juga: BI: Aceh perlu perkuat industri pengolahan guna akselerasi pemulihan ekonomi