Meulaboh (Antaranews Aceh) - Stasiun "Pakced" Dealer Nelayan (SPDN) Padang Seurahet di Aceh kehabisan stok solar bersubsidi sebab jalan masuk mobil Pertamina ditutup warga setempat.

Pengawas SPDN Padang Seurahet, Irfan, di Meulaboh, Sabtu, mengatakan, distribusi bahan bakar bersubsidi untuk nelayan terhenti sejak Kamis (15/11) karena terjadi pemblokadean jalan lintasan mobil pengangkut bahan bakar.

"Sudah sejak hari Kamis mobil PT Pertamina tidak bisa masuk membawa BBM, sehingga banyak nelayan yang tidak melaut karena ketiadaan bahan bakar," katanya.

Jalan mobil Pertamina ke SPDN di Kecamatan Johan Pahlawan itu masih melewati tanah warga

Irfan mengatakan, selama ini pengelola SPDN Padang Seurahet , memberikan perhatian kepada pemilik lahan yang dilintasi mobil PT Pertamina pembawa solar bersubsidi untuk nelayan setempat.

Pemilik lahan di bekas Desa Padang Seurahet tersebut merupakan keluarga nelayan, tetapi kondisi itu berubah dalam dua pekan terakhir karena ada pengangkutan material batu gajah oleh truk untuk proyek.

"Kami tidak bisa berkomentar sampai ke sana, tapi kondisi ini sudah berdampak pada aktivitas nelayan, itu sangat kita sayangkan. Setelah berbelanja untuk persiapan, banyak nelayan membuang sayur dan belanjaannya karena batal melaut," katanya.

Irfan berkata, dalam sepekan ini sudah dua kali bahan bakar bersubsidi untuk armada nelayan tidak bisa disuplai.

Pihaknya sebagai penjual di lokasi SPDN tidak dapat berbuat banyak karena persoalan sosial masyarakat sekitar.

Di lokasi dekat SPDN Padang Seurahet saat ini tengah dikerjakan proyek pembangunan tanggul pengaman (talut) muara Krueng Cangkoi.`

Pemilik lahan, Kamaruzzaman, di lokasi menyataka bahwa dirinya tidak bermaksud menyulitkan nelayan, tetapi ingin dihargai oleh kontraktor proyek serta pengelola SPDN Padang Seurahet, karena bekas tanah rumahnya yang dilewati.

"Saya juga nelayan, bahkan pernah dipenjara enam tahun di India karena hanyut saat melaut. Saya kecewa kepada mereka yang menggunakan tanah rumah yang selalu saya bayar pajak, tetapi saya tidak dihargai sedikitpun. Kami blokir, ini tanah pribadi," katanya.

Kamaruzzaman, menyampaikan, walaupun miskin, dirinya tidak meminta uang banyak dari pengusaha atau kontraktor yang menggunakan kapling area tanahnya sebagai jalan lintasan kendaraan, tetapi hanya untuk membuat sikap agar dihormati oleh pemilik modal.

Sudah sepekan ini pekerjaan proyek serta aktivitas SPDN Padang Seurahet terhenti akibat pemblodean jalan di pinggir pantai itu.

Sebelum tsunami 2004, jalan desa di lokasi ada, tetapi kemudian tidak berbekas sehingga dipindahkan ke lahan bekas rumah.

"Sudah ada pemberian kompensasi dari untuk 60 KK pemilik tanah yang dilintasi kendaraan. Sudah kami serahkan kepada pihak desa untuk diberikan kepada masyarakat senilai Rp300 ribu per KK," kata Safrijal, pekerja proyek yang ditemui sejumlah awak media.
 

Pewarta: Anwar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018