Lampung Selatan (Antaranews Aceh) - Satu korban bencana tsunami Selat Sunda dalam keadaan hamil delapan bulan selamat dari terjangan gelombang yang menimbulkan korban jiwa dan harta.
"Alhamdulillah saya bisa selamat," kata Masturiah (19) warga Desa Way Muli Tumur, di Lampung Selatan, Jumat.
Dia menjelaskan, sebelum terjadinya tsunami saat itu dirinya sedang tidur di dalam kamar. Dia juga tidak mendengar ada keributan atau pun terdengan suara berlarian warga yang berada di bawah.
"Kebetulan rumah kami berada sedikit di atas tidak membelakangi laut. Ibu saya saat itu dibangunkan oleh warga memberitahukan ada tsunami terus ibu saya membangunkann saya. Dari situ saya langsung keluar kamar dan reflek sama ibu saya lari ke atas gunung," kata dia menerangkan.
Masturiah mengaku tidak percaya dirinya bisa selamat dari terjangan tsunami. Yang dia rasakan saat itu terus berlari dan berlari ke perbukitan setinggi-tingginya dan semampunya.
"Udah gak mikirin lagi barang-barang, taunya sudah lari aja. Pertama kali saya lari saya tidak disini, lebih tinggi lagi bahkan diatas saya masih ada orang lain yang lebih tinggi," kata dia.
Pascakejadian tsunami, dirinya sangat menghawatirkan kondisi bayinya yang masih dalam kandungan selama delapan bulan. Ia khawatir terjadi apa-apa terhadap istrinya.
"Alhamdulillah tadi sudah dicek sama dokter, katanya anak saya baik-baik aja," kata dia sambil tersenyum.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018
"Alhamdulillah saya bisa selamat," kata Masturiah (19) warga Desa Way Muli Tumur, di Lampung Selatan, Jumat.
Dia menjelaskan, sebelum terjadinya tsunami saat itu dirinya sedang tidur di dalam kamar. Dia juga tidak mendengar ada keributan atau pun terdengan suara berlarian warga yang berada di bawah.
"Kebetulan rumah kami berada sedikit di atas tidak membelakangi laut. Ibu saya saat itu dibangunkan oleh warga memberitahukan ada tsunami terus ibu saya membangunkann saya. Dari situ saya langsung keluar kamar dan reflek sama ibu saya lari ke atas gunung," kata dia menerangkan.
Masturiah mengaku tidak percaya dirinya bisa selamat dari terjangan tsunami. Yang dia rasakan saat itu terus berlari dan berlari ke perbukitan setinggi-tingginya dan semampunya.
"Udah gak mikirin lagi barang-barang, taunya sudah lari aja. Pertama kali saya lari saya tidak disini, lebih tinggi lagi bahkan diatas saya masih ada orang lain yang lebih tinggi," kata dia.
Pascakejadian tsunami, dirinya sangat menghawatirkan kondisi bayinya yang masih dalam kandungan selama delapan bulan. Ia khawatir terjadi apa-apa terhadap istrinya.
"Alhamdulillah tadi sudah dicek sama dokter, katanya anak saya baik-baik aja," kata dia sambil tersenyum.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018