Meulaboh (Antaranews Aceh) - Dua orang warga di Kecamatan Woyla, Kabupaten Aceh Barat dipastikan terjangkit penyakit malaria monyet ekor panjang (Macaca Fascicularis), setelah sebelumnya memelihara seekor monyet jenis serupa.

Data yang diperoleh Antara di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Senin (11/1) siang, hasil pemeriksaan yang dilakukan petugas menemukan bahwa dua warga yang tak disebutkan namanya tersebut positif terinfeksi malaria monyet.

"Malaria monyet ini sangat berbahaya, karena serangannya lebih cepat membuat penderita meninggal karena virusnya menyerang sistem sel saraf," kata Kepala UPTD Labkesda Aceh Barat, Nany Erlisa SKM kepada Antara di Meulaboh, Senin.

Dengan bertambahnya dua orang yang terjangkit, secara otomatis serangan malaria monyet telah menyebabkan empat warga di Aceh Barat ikut terinfeksi penyakit serupa.

Baca juga: Labkesda Aceh Barat perbanyak sampel malaria monyet untuk edukasi

Kasus ini ditemukan sepekan setelah pasangan suami isteri di Kecamatan Panton Reue, Aceh Barat, ikut menderita penyakit yang sama pada November 2018 lalu.

Nany menjelaskan, infeksi malaria monyet yang menjangkit dua warga di Kecamatan Woyla tersebut setelah sebelumnya dua warga di kawasan tersebut, secara tidak sengaja menemukan hewan tersebut di dalam hutan saat akan kembali ke rumah.

Sepekan setelah memelihara monyet ini, keduanya mengeluh sakit dan nyeri disekujur tubuh.

Setelah dilakukan pemeriksaan oleh petugas di Puksesmas Kuala Bhee, Kecamatan Woyla, keduanya terindikasi terinfeksi malaria.

Petugas Labkesda yang menemukan informasi ini kemudian mengambil sampel darah untuk memastikannya. Hasil tes yang diuji di laboratorium juga memastikan penyakit yang diderita oleh dua warga yang tak disebutkan identitasnya ini positif terkena serangan malaria monyet.

Guna mencegah kasus serupa, saat ini Dinas Kesehatan Aceh Barat beserta jajaran terus melakukan sosialisasi di masyarakat agar serangan penyakit ini dapat terhindarkan, mengingat serangan dan dampak yang ditimbulkan sangat berbahaya, pungkas Nany Erlisa.

Pewarta: Teuku Dedi Iskandar

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019