Meulaboh (Antaranews Aceh) - Ratusan nelayan di Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh sejak beberapa bulan terakhir kesulitan melaut akibat dangkalnya permukaan sungai di kawasan ini.
Akibatnya, nelayan yang akan mencari ikan di laut harus mendorong kapal motor mereka dari lokasi penambatan kapal.
"Dangkalnya sungai Meureboe berdampak pada aktivitas nelayan yang melewati muara sungai, kondisi ini sudah sangat lama terjadi," kata Deriansyah, tokoh masyarakat nelayan Meureubo, Aceh Barat, kepada Antara, Senin (28/1) siang di Meulaboh.
Berdasarkan hasil pengukuran kedalamaan sungai dan di muara sungai setempat pada pertengahan bulan Januari, terdapat 20 titik tidak aman yang harus dilewati oleh perahu nelayan.
Baca juga: Dewan Aceh Barat pertanyakan pendangkalan sungai
Artinya, ada 20 lokasi dangkalnya sungai yang menyebabkan nelayan harus mendorong perahu dan kapal motor agar bisa mencari ikan di laut.
Kondisi ini, kata Deriansyah, sudah terjadi selama beberapa bulan terakhir sehingga sangat dikeluhkan oleh masyarakat nelayan.
Panjang alur sungai di kawasan itu mencapai 1,7 kilometer dan kini menjadi jalur lalulintas bagi nelayan.
Pihaknya berharap dangkalnya sungai perlu dilakukan pengerukan, dan pengukuran secara berkala, agar aktivitas nelayan tidak terganggu.
"Untuk kapal nelayan yang melintas kawasan tersebut sebanyak 120 unit setiap hari, dengan ukuran yang beragam, melintasi kawasan rendah para nelayan harus menunggu waktu pasang air." ucapnya .
Agar persoalan ini segera mendapatkan solusi, Deriansyah berharap pemerintah melakukan normalisasi sungai agar aktivitas nelayan semakin tidak terganggu.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
Akibatnya, nelayan yang akan mencari ikan di laut harus mendorong kapal motor mereka dari lokasi penambatan kapal.
"Dangkalnya sungai Meureboe berdampak pada aktivitas nelayan yang melewati muara sungai, kondisi ini sudah sangat lama terjadi," kata Deriansyah, tokoh masyarakat nelayan Meureubo, Aceh Barat, kepada Antara, Senin (28/1) siang di Meulaboh.
Berdasarkan hasil pengukuran kedalamaan sungai dan di muara sungai setempat pada pertengahan bulan Januari, terdapat 20 titik tidak aman yang harus dilewati oleh perahu nelayan.
Baca juga: Dewan Aceh Barat pertanyakan pendangkalan sungai
Artinya, ada 20 lokasi dangkalnya sungai yang menyebabkan nelayan harus mendorong perahu dan kapal motor agar bisa mencari ikan di laut.
Kondisi ini, kata Deriansyah, sudah terjadi selama beberapa bulan terakhir sehingga sangat dikeluhkan oleh masyarakat nelayan.
Panjang alur sungai di kawasan itu mencapai 1,7 kilometer dan kini menjadi jalur lalulintas bagi nelayan.
Pihaknya berharap dangkalnya sungai perlu dilakukan pengerukan, dan pengukuran secara berkala, agar aktivitas nelayan tidak terganggu.
"Untuk kapal nelayan yang melintas kawasan tersebut sebanyak 120 unit setiap hari, dengan ukuran yang beragam, melintasi kawasan rendah para nelayan harus menunggu waktu pasang air." ucapnya .
Agar persoalan ini segera mendapatkan solusi, Deriansyah berharap pemerintah melakukan normalisasi sungai agar aktivitas nelayan semakin tidak terganggu.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019