Abrasi yang terjadi di sepanjang garis pantai pesisir Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh semakin parah, karena sudah tidak ada tanggul penahan gelombang yang mampu membendung air laut tumpah ke badan jalan dan permukiman penduduk.

Seperti yang terjadi di Desa Suak Indra Puri, Desa Pasir, Desa Ujong Kalak, Kecamatan Johan Pahlawan, hingga Senin (6/5) siang, kondisi sebagian badan jalan lintas desa masih tertimbun pasir yang diseret bersama gelombang laut ke darat.

"Belum dibersihkan, sudah datang pihak pemerintah daerah. Tapi kalau melihat kondisi di lapangan, gelombang pasang ini masih akan terus terjadi, kalau pun dibersihkan saat ini, pasti jalan akan tertimbun lagi oleh pasir," kata warga Suak, Indra Puri, Afrizal.

Fenomena alam gelombang pasang hingga mengakibatkan bajiir rob atau banjir genangan air laut melanda kawasan pesisir Aceh Barat, sejak Jum'a (3/5) pagi, banjir rob sudah menggenangi permukiman dan rumah penduduk serta badan jalan.

Menurut warga setempat, kondisi tersebut akan terus berlangsung sampai beberapa waktu ke depan, fenomena alam ini terjadi secara musiman dalam rentang waktu 1hingga 2 bulan pada masa transisi peralihan musim Timur ke musim Barat.

"Puncaknya saat inilah, yang terdampak sementara baru perkarangan rumah tergenang, belum ada pengungsian. Hari ini sudah sedikit berkurang dari pada beberapa hari lalu," sebut Sekdes Suak Indra Puri, Abdul Kais.

Pemerintah desa setempat setelah menyampaikan laporan agar segera dilakukan upaya penangganan darurat, yakni membersihkan badan jalan dan mengambil material pasir untuk dijadikan tebing pengaman dari hempasan gelombang.

Di permukiman desa setempat terdapat 148 kepala keluarga dan sesuai data di lapangan rumah yang terendam banjir rob sebanyak 10 unit, tidak menutup kemungkinan akan bertambah apabila pasang purnama masih terjadi.

"Kita ini persoalannya yang kena dampak Suak Indra Puri, sementara jalan yang tertimbun dan abrasi pantai masuk dalam wilayah adminsitrasi Desa Pasir. Tapi kami sudah bersama-sama menyampaikan agar ada penangganan permanen," tambahnya.

Sementara itu prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Meulaboh, Yoga Almaruf menyampaikan, fenomena gelombang pasang yang terjadi itu, bukan disebabkan oleh angin muson Timur.

Ia menjelaskan, adanya udara yang bergerak dari arah benua Australia menuju benua Asia atau angin muson Timur, angin muson Timur bertiup pada bulan April hingga Oktober yang disebabkan oleh adanya kedudukan matahari di belahan bumi Utara.

"Angin muson ini membawa sifat-sifat kering karena melewati banyak gurun pasir sehingga akan menimbulkan musim kemarau. Jadi adanya gelombang pasang/ tinggi bukan disebabkan oleh angin muson Timur," demikian Yoga Almaruf.

Meski demikian BMKG tetap mengimbau masyarakat berada di sepanjang garis pantai agar waspada akan dampak dari potensi gelombang tinggi tersebut, termasuk kepada nelayan yang menggunakan boat kecil.

Pewarta: Anwar

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019