PDI Perjuangan meyakini KPU akan menetapkan pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin sebagai pemenang Pemilu Presiden 2019, setelah rapat pleno KPU pada 22 Mei.

"Maka kepemimpinan Pak Jokowi dan Pak Ma"ruf Amin, akan mengambil semangat kebangkitan nasional yang merupakan awal dari pergerakan Indonesia menuju kemerdekaan," kata Hasto Kristiyanto di Jakarta, Senin.

Hasto Kristiyanto mengatakan hal itu dalam sambutannya pada diskusi "Mimbar Kebangsaan Kebangkitan Nasional: Bung Karno, Kebangkitan Nasional, dan Merawat Semangat Kebangsaan" di kantor DPP PDI Perjuangan, Menteng, Jakarta.

Kegiatan Mimbar Kebangsaan Kebangkitan Nasionalisme guna memperingati 111 tahun Kebangkitan Nasional pada 20 Mei 1808 - 20 Mei 2019.

Politikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko dan Pakar Politik dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Airlangga Pribadi, menjadi pembicara utama pada acara itu. Hadir juga Bupati Banyuwangi, Jawa Timur, Abdullah Azwar Anas.

Menurut Hasto, peringatan Hari Kebangkitan Nasional, adalah peringatan atas upaya para pendahulu bangsa dalam membangkitkan kesadaran rakyat Indonesia untuk melawan penjajahan.

"Gerakan Kebangkitan Nasional pada awalnya dipelopori orang pintar saat itu, membangkitkan semangat bahwa kita satu bangsa, satu bahasa, satu Tanah Air, dalam persaudaraan nasional," tuturnya.

Semangat ini, kata dia, yang terus menjadi landasan perjuangan hingga memerdekakan Indonesia lewat Proklamasi tahun 1945.

"Cita-cita bangsa Indonesia terus diperkuat untuk dibumikan dalam kepemimpinan Pak Jokowi dan Pak Ma'ruf Amin pada lima tahun ke depan. Kita meyakini spirit pemerintahan Jokowi-Ma'ruf diambil dari spirit kebangkitan nasional, hingga kemerdekaan RI 17 Agustus," ujarr Hasto.

Kini, semangat kebangkitan nasional itu menjadi kontekstual dalam menunjukkan bagaimana panjangnya sejarah perjuangan kemerdekaan, di tengah situasi menjelang pengumuman hasil Pemilu 2019 pada 22 Mei. Bahwa ketika rakyat sudah bersatu dan mendukung maka tak akan ada yang bisa menghadang.

Hasto mengatakan, PDI Perjuangan memastikan, dengan dukungan rakyat, maka puncak rekapitulasi KPU pada 22 Mei akan berjalan dengan aman dan damai.

"Persoalan ada yang memprovokasi rakyat, itu dinamika politik sebagaimana pilkada ketika ada pendukung yang berusaha memancing emosi hanya karena kalah," ujarnya.

Hasto mengingatkan, tidak perlu takut pada 22 Mei. "Justru yang tak percaya hukum dan demokrasi, mereka yang harus berpikir ulang. Karena bukan hanya politik hukum negara yang akan mereka hadapi, tapi juga kekuatan rakyat yang telah memberikan sikap melalui pemberian hak suaranya pada pemilu 2019," tegas Hasto.

Pewarta: Riza Harahap

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019