Ribuan hektar sawah mengalami kekeringan akibat kemarau yang melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Aceh Timur.

Bahkan di Kecamatan Darul Aman, sawah yang sudah ditanami padi itu kini dijadikan pakan hewan ternak.

Area persawahan yang terancam gagal panen antara lain Kecamatan Nurussalam, Darul Falah, Julok, Darul Aman, Idi Rayeuk dan beberapa kecamatan lainnya.

Rata-rata lahan persawahan yang mengalami kekeringan itu merupakan sawah tadah hujan. Selama terjadi kekeringan mereka sempat memanfaatkan air sungai, namun kini sungai dan sumur yang menjadi sumber air warga mengalami kekeringan seluruhnya.

"Tidak ada jaringan irigasi, kami hanya mengandalkan air hujan. Tapi setelah tanah kami bajak sebagian telah ditanami, kini tidak ada lagi hujan, sehingga tanaman padi yang kami semai sebagian juga tidak sempat ditanami," urai Ramli, salah seorang petani di Desa Blang Buket, Kec. Darul Aman, Aceh Timur, Sabtu (3/8).

Menurut Ramli, biasanya sebagian besar petani di desa itu dan beberapa desa sekitarnya turun sawah setahun dua kali dengan mengandalkan air hujan. Tapi tahun ini hanya bisa sekali dalam setahun, sebab kekeringan terjadi lebih awal. 

"Walaupun air hujan, tapi biasanya cukup untuk dua kali turun sawah dalam setahun. Tapi kali ini musim kemarau lebih lama, bahkan dimulai sejak bulan Mei hingga saat ini masih terjadi," urai Usman, petani lainnya.

Ia berharap, Pemerintah Aceh melalui Dinas Pengairan Aceh segera menyelesaikan Irigasi Sayap Kanan Jambo Aye hingga ke daerahnya.

"Untuk mencukupi kebutuhan air harus memiliki jaringan irigasi, sehingga para petani tidak terlalu bergantung pada air hujan," kata Usman.

Sekretaris Kecamatan Darul Aman, H. Marzuki, dikonfirmasi terpisah membenarkan musim kemarau sedang melanda daerah itu. Dampaknya, ribuan hektar area persawahan yang sudah ditanami padi mengalami kekeringan dan terancam gagal panen.

"Jangankan sawah, hampir seluruh sumur tanah warga yang menjadi sumber air juga sudah dua bulan," ujarnya.

Agar aktifitas petani tidak terancam, H. Marzuki mengharapkan Dinas Pengairan Aceh segera membantu percepatan jaringan irigasi sayap kanan, sehingga puluhan ribu hektar sawah tadah hujan dapat terairi.

"Jika irigasi sayap kanan selesai sampai didaerah ini, maka petani kita dapat bercocok tanam dalam setahun dua kali," tandas H. Marzuki.

Pewarta: Hayaturrahmah

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019