Calang (ANTARA) - Kalangan petani di Desa Putu dan Cot Dulang Kecamatan Jaya, Kabupaten Aceh Jaya, terancam gagal panen menyusul kawanan gajah liar merusak tanaman padi yang sudah masuk masa panen
"Gajah liar tersebut sudah mulai masuk ke lahan pertanian sejak seminggu lalu, dan yang paling parah pada hari ini, Rabu (11/10) malam," kata Herman, petani Kecamatan Jaya, di Aceh Jaya, Rabu.
Akibatnya, kata Herman, tanaman padi mereka yang sudah hampir panen banyak rusak karena diinjak gajah liar tersebut.
Ia menyampaikan jika kejadian ini terus berlanjut, maka dipastikan petani setempat juga akan gagal panen, apalagi tanaman padi yang sudah mulai menguning.
“Ada petani yang langsung memanen padahal belum waktunya, karena takut diinjak gajah lagi,” ujarnya.
Herman berharap, agar pihak berwenang dalam hal ini Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) bisa mencari solusi terhadap kejadian yang membuat petani merugi akibat gajah liar.
Minimal, BKSDA maupun polhut (polisi hutan) bisa memberikan stok marcon kepada petani setempat, atau pemahaman kepada warga bagaimana cara mengusir gajah liar tersebut.
"Karena jika menunggu pihak terkait juga akan memakan waktu lama, bahkan saat pihak BKSDA dan Polhut datang gajah sudah pergi,” kata Herman.
Sementara itu, Kepala Resor Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Jaya Supriadi menyampaikan pihaknya sudah menerima laporan warga terhadap gangguan gajah liar di Kecamatan Jaya tersebut, dan telah diteruskan ke atasan di Banda Aceh.
“Sudah kita terima laporan dan sudah kita laporkan kepada atasan, sekarang kita menunggu perintah,” kata Supriadi.
Dirinya menjelaskan, sebelumnya tim dari BKSDA juga baru keluar menghalau gajah liar pada Sabtu (8/10) di Teumareum Kecamatan Indra Jaya, dan sekarang kembali didapatkan laporan gajah liar ke lahan pertanian.
“Untuk marcon sendiri juga terus kita bagikan kepada masyarakat yang sering dan rawan masuk gajah. Tetapi saat ini stok sudah tidak ada dan sudah tiga hari kita minta ke Banda Aceh,” demikian Supriadi.