Sebanyak 2.019 remaja putra Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) menggelar kesenian tradisional Rapai Geleng massal dalam rangka memeriahkan  HUT ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Pergelaran kesenian tradisional massal yang berlangsung usai upacara bendera merah putih di lapangan Persada Blangpidie, Sabtu, juga sebagai ajang mempromosikan pada dunia bahwa Rapai Geleng berasal dari Kabupaten Abdya.  

Pemkab melalui Dewan Kesenian Aceh (DKA) Abdya memfasilitasi kesenian tradisional massal yang diikuti dari 152 desa dalam sembilan kecamatan atas permintaan masyarakat untuk menampilkan kesenian Rapai Geleng massal.

Baca juga: Akmal: Merawat Rapai Geleng menjauhi anak muda dari pengaruh Narkoba

Warga berkeinginan menggelar Rapai Geleng massal untuk memperlihatkan pada dunia bahwa kesenian tradisional Aceh yang sudah terkenal ke manca negara itu milik Kabupaten Abdya yang sudah banyak diadopsi daerah lain di Tanah Air.

Menurut keterangan Nasruddin atau lebih dikenal dengan sebutan Syech Yong Bujang Juara, bahwa kesenian tradisonal Rapai Geleng pertama sekali dimainkan di Aceh, yaitu di Desa Seuneulop, Kabupaten Abdya pada tahun 1952.

“Kesenian Rapai Geleng lahirnya di Desa Seuneulop. Pencipta pertama Syech Sulaiman Farisi tahun 1952. Beliau asli warga Seuneulop, Manggeng,” tutur Syech Yong.

Baca juga: Rapai Geleng massal meriahkan HUT RI di Abdya

Ia juga menjelaskan setelah Rapai Geleng di ciptakan oleh Syech Sulaiman Farisi tahun 1952, lalu kesenian tradisonal tersebut turun ke Syech Baharuddin pada tahun 1960.

“Kemudian Syech Din Tiara 1975, lalu ke Syech Muhammad Johor 1978 kemudian pada saya Syech Yong Bujang Juara dari tahun 1979 sampai dengan sekarang,” katanya menambahkan.

Syech Yong Bujang Juara juga menjelaskan, bahwa kesenian Rapai Geleng diciptakan oleh Syech Sulaiman Farisi hasil adopsi dari kesenian tradisonal Aceh Rapai Dabus.

Baca juga: 2.019 remaja Abdya ikuti gladi resik "Rapai Geleng" massal

“Dari Rapai dabus diambil rapai-nya (gendrang). Sementara gelengnya diambil dari Dalail Khairat, makanya syair-syair yang dilantunkan hampir semuanya mengandung syiar Islam dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW,” tuturnya.

Ia juga menceritakan bahwa tim Rapai Geleng Bujang Juara Desa Seuneulop yang dipimpinnya sudah pernah tampil ke sejumlah negara di kawasan Eropa mulai tahun 1992.

“Tahun 1992 dulu kami tampil di negara Spanyol, kemudian ke Amerika Serikat tahun 1993, lalu tampil di Belanda tahun 1994 dan Australia pada tahun 1995,” jelasnya.

Pewarta: Suprian

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019