Unit Pelaksana Teknis Dinas Rumoh Seujahtera Geunaseh Sayang (RSGS) Dinas Sosial Aceh menyatakan sedang mengembangkan konsep pelayanan lanjut usia yang disebut One Stop Service (OSS) dalam upaya pemberian layanan satu atap kepada lansia secara maksimal.
"Konsep ini salah satu upaya solusi untuk mengurangi hilangnya kesempatan pelanggan yang mungkin saja menyebabkan kerugian ekonomi akibat pelayanan tersebut. Maka dalam konsep ini lansia bisa dilayani di satu tempat yang mudah dijangkau," kata Kepala RSGS, Intan Melya, Selasa.
Dia menjelaskan, dalam konsep OSS porsi pelayanan yang diberikan berupa 60 persen layanan keberfungsian sosial lansia dan selebihnya layanan kesehatan. Sehingga, setiap lansia tidak perlu ditransfer dari satu unit ke unit lainnya untuk mendapatkan pelayanan.
“Sebab semua kebutuhan lansia sudah disediakan di dalam lingkungan UPTD Rumoh Seujahtera Geunaseh Sayang ini,” katanya.
Intan mengatakan, disamping memberikan pelayanan utama berupa poliklinik, UGD, laboratorium untuk lansia, namun konsep ini juga mengembangkan pelayanan seperti, rumah baca lansia, pusat kegiatan keagamaan, mini market, foto kopi dan anjungan tunai mandiri (ATM).
“Serta ruang ramah lansia lengkap dengan perlengkapan pendukung, kemudian ada juga lahan pengisian waktu luang lansia sesuai minat lansia, dan lainnya,” katanya.
Bahkan, kata Intan, mereka juga akan menyediakan tempat penginapan dalam komplek RSGS, guna menjadi tempat beristirahat keluarga lansia yang berasal dari luar daerah saat lansia mengikuti pelayanan tersebut.
“Ini juga bisa digunakan untuk penerima manfaat (lansia) yang terlantar, yang belum diketahui asal usulnya karena dimensia yang dialami akibat tidak mengingat tempat tinggal,” katanya.
Pemerintah Aceh dinilai sangat perduli terhadap pelayanan kesejahteraan sosial dan juga mendukung dari segi penganggaran yang menyangkut dengan penerima manfaat terutama lansia, anak, dan disabilitas.
“Dalam pengembangan konsep ini kita sedang mempersiapkan infrastruktur di 2020 dengan mengadvokasi anggaran untuk operasional dan peningkatan sumber daya manusia,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
"Konsep ini salah satu upaya solusi untuk mengurangi hilangnya kesempatan pelanggan yang mungkin saja menyebabkan kerugian ekonomi akibat pelayanan tersebut. Maka dalam konsep ini lansia bisa dilayani di satu tempat yang mudah dijangkau," kata Kepala RSGS, Intan Melya, Selasa.
Dia menjelaskan, dalam konsep OSS porsi pelayanan yang diberikan berupa 60 persen layanan keberfungsian sosial lansia dan selebihnya layanan kesehatan. Sehingga, setiap lansia tidak perlu ditransfer dari satu unit ke unit lainnya untuk mendapatkan pelayanan.
“Sebab semua kebutuhan lansia sudah disediakan di dalam lingkungan UPTD Rumoh Seujahtera Geunaseh Sayang ini,” katanya.
Intan mengatakan, disamping memberikan pelayanan utama berupa poliklinik, UGD, laboratorium untuk lansia, namun konsep ini juga mengembangkan pelayanan seperti, rumah baca lansia, pusat kegiatan keagamaan, mini market, foto kopi dan anjungan tunai mandiri (ATM).
“Serta ruang ramah lansia lengkap dengan perlengkapan pendukung, kemudian ada juga lahan pengisian waktu luang lansia sesuai minat lansia, dan lainnya,” katanya.
Bahkan, kata Intan, mereka juga akan menyediakan tempat penginapan dalam komplek RSGS, guna menjadi tempat beristirahat keluarga lansia yang berasal dari luar daerah saat lansia mengikuti pelayanan tersebut.
“Ini juga bisa digunakan untuk penerima manfaat (lansia) yang terlantar, yang belum diketahui asal usulnya karena dimensia yang dialami akibat tidak mengingat tempat tinggal,” katanya.
Pemerintah Aceh dinilai sangat perduli terhadap pelayanan kesejahteraan sosial dan juga mendukung dari segi penganggaran yang menyangkut dengan penerima manfaat terutama lansia, anak, dan disabilitas.
“Dalam pengembangan konsep ini kita sedang mempersiapkan infrastruktur di 2020 dengan mengadvokasi anggaran untuk operasional dan peningkatan sumber daya manusia,” katanya.
Uploader : Salahuddin Wahid
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019