Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh mengirimkan 10 orang relawan dari Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) setempat untuk ikut membantu mengatasi kebakaran hutan dan lahan serta dampaknya bagi penduduk di Provinsi Riau.
Kepala Cabang ACT Aceh, Husaini Ismail di Banda Aceh, Senin, mengharapkan relawan diberangkatkan ke provinsi berjuluk "Bumi Lancang Kuning" terlibat aktif mengatasi kebakaran terutama dampak ditimbulkan akibat asap bagi masyarakat setempat.
"Seperti kita ketahui bersama, kebakaran di sebagian wilayah Sumatera berdampak semakin luas. Bahkan sekarang ini, kabut asap sudah mulai menyelimuti langit Aceh,” ucapnya ketika melepas 10 orang relawan MRI Aceh di depan Kantor ACT Aceh, Jalan Tgk M Daud Beureueh, Banda Aceh.
ACT Aceh juga menggelar apel kemanusiaan sebelum memberangkatkan 10 orang relawan perwakilan dari MRI Aceh yang dibagi ke dalam bidang medis, dapur umum, logistik, dan pertolongan.
Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan terutama gambut ini berdampak pada kesehatan tubuh. "Kabut asap bisa mengakibatkan seseorang mengalami kesulitan bernapas. Apabila tidak ditangani, maka bisa menyebabkan risiko yang lebih serius lagi," tuturnya.
Hingga kini tim ACT-MRI sudah berada di sekitar lokasi kebakaran dan lahan di Riau untuk ikut membantu serta memberikan pertolongan. Pemberangkatan relawan dari Aceh ke Riau merupakan bentuk partisipasi aktif ACT-MRI, karena seriusnya dampak kebakaran ini.
Ia mengharapkan kebakaran hutan dan lahan di Sumatera bisa segera berakhir sehingga semua orang bisa kembali merasakan nikmat udara segar.
"ACT-MRI seluruh Aceh sampai saat ini terus bergerak menggalang kepedulian masyarakat. Mereka turun ke jalan, sekolah-sekolah, dan lokasi keramaian guna mengajak warga berpartisipasi mengatasi bencana kabut asap," ucap Husaini.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pekan lalu menyebutkan luas hutan dan lahan yang terbakar di seluruh Indonesia selama Januari hingga Agustus 2019 mencapai 328.724 hektare.
"Luas lahan terbakar terbanyak ada di Provinsi Riau, yaitu mencapai 49.266 hektare," kata Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, Agus Wibowo.
Ia merincikan, kebakaran hutan dan lahan juga terjadi di Kalimantan Tengah dan mencakup area seluas 44.769 hektare.
Selain itu kebakaran hutan dan lahan meliputi area seluas 25.900 hektare di Kalimantan Barat, 19.490 hektare di Kalimantan Selatan, 11.826 hektare lahan di Sumatera Selatan, dan 11.022 hektare lahan di Jambi.*
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
Kepala Cabang ACT Aceh, Husaini Ismail di Banda Aceh, Senin, mengharapkan relawan diberangkatkan ke provinsi berjuluk "Bumi Lancang Kuning" terlibat aktif mengatasi kebakaran terutama dampak ditimbulkan akibat asap bagi masyarakat setempat.
"Seperti kita ketahui bersama, kebakaran di sebagian wilayah Sumatera berdampak semakin luas. Bahkan sekarang ini, kabut asap sudah mulai menyelimuti langit Aceh,” ucapnya ketika melepas 10 orang relawan MRI Aceh di depan Kantor ACT Aceh, Jalan Tgk M Daud Beureueh, Banda Aceh.
ACT Aceh juga menggelar apel kemanusiaan sebelum memberangkatkan 10 orang relawan perwakilan dari MRI Aceh yang dibagi ke dalam bidang medis, dapur umum, logistik, dan pertolongan.
Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan terutama gambut ini berdampak pada kesehatan tubuh. "Kabut asap bisa mengakibatkan seseorang mengalami kesulitan bernapas. Apabila tidak ditangani, maka bisa menyebabkan risiko yang lebih serius lagi," tuturnya.
Hingga kini tim ACT-MRI sudah berada di sekitar lokasi kebakaran dan lahan di Riau untuk ikut membantu serta memberikan pertolongan. Pemberangkatan relawan dari Aceh ke Riau merupakan bentuk partisipasi aktif ACT-MRI, karena seriusnya dampak kebakaran ini.
Ia mengharapkan kebakaran hutan dan lahan di Sumatera bisa segera berakhir sehingga semua orang bisa kembali merasakan nikmat udara segar.
"ACT-MRI seluruh Aceh sampai saat ini terus bergerak menggalang kepedulian masyarakat. Mereka turun ke jalan, sekolah-sekolah, dan lokasi keramaian guna mengajak warga berpartisipasi mengatasi bencana kabut asap," ucap Husaini.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pekan lalu menyebutkan luas hutan dan lahan yang terbakar di seluruh Indonesia selama Januari hingga Agustus 2019 mencapai 328.724 hektare.
"Luas lahan terbakar terbanyak ada di Provinsi Riau, yaitu mencapai 49.266 hektare," kata Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, Agus Wibowo.
Ia merincikan, kebakaran hutan dan lahan juga terjadi di Kalimantan Tengah dan mencakup area seluas 44.769 hektare.
Selain itu kebakaran hutan dan lahan meliputi area seluas 25.900 hektare di Kalimantan Barat, 19.490 hektare di Kalimantan Selatan, 11.826 hektare lahan di Sumatera Selatan, dan 11.022 hektare lahan di Jambi.*
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019