Kapolres Subulussalam AKBP Qori Wicaksono di Subulussalam, Senin, mengatakan korban Supri (33), sebelumnya ditulis Supul, dan Setiawan (22). Keduanya warga Desa Cipare-pare, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam.
"Kedua pemuda itu meninggal dunia saat sedang memanen tandan buah segar atau TBS kelapa sawit milik korban Setiawan di desa setempat. Kejadiannya sekitar pukul 16.30 WIB," kata Kapolres Subulussalam AKBP Qori Wicaksono.
Kapolres mengatakan sawit yang mereka petik berada dekat rumah korban Setiawan di Dusun Cendana. Saat memotong tandan buah sawit, pegangan korban lengket di ujung gagang alat pisau egrek yang digunakan. Pisau egrek digunakan korban terbuat dari pipa alumanium.
Diduga tanpa sengaja, mata pisau alat pemanen tersebut jatuh ke arah jalan dan mengenai kabel SR bertegangan tinggi milik PLN. Seketika, alat pemanen kelapa sawit sepanjang delapan meter mengalir arus listrik.
"Korban Setiawan yang memegang gagang pipa alumanium seketika tersengat arus. Melihat korban tersengat listrik, sepupu korban bernama Supri berupaya menolong," kata AKBP Qori Wicaksono
Kapolres mengatakan kedua pemuda yang belum menikah itu tersengat arus listrik bertegangan tinggi lebih kurang selama lima menit, hingga akhirnya arus listrik berhasil dipadamkan dari gardu induk.
"Akibat kejadian tersebut tubuh kedua korban mengalami luka bakar cukup serius. Kedua korban meninggal dunia di lokasi kejadian dalam kondisi hangus terbakar," ungkap Kapolres.
AKBP Qori Wicaksono mengimbau warga berhati-hati saat memanen kelapa sawit. Saat bekerja harus dilengkapi dengan peralatan keamanan, terutama saat memanen pohon kelapa sawit yang sudah tinggi dan berdekatan dengan tiang listrik.
"Saat memanen sawit, usahakan tidak sendirian, sehingga apabila terjadi sesuatu ada orang yang bisa menolong. Kejadian seperti ini sudah dua kali terjadi dalam rentang waktu 2021," kata AKBP Qori Wicaksono.