Jakarta (ANTARA) - Pelatih Ashleigh Barty, Craig Tyzzer meyakini satu-satunya kesempatan bagi juara Australia Open itu melengkapi gelar Grand Slam dalam kariernya apabila penyelenggara US Open melakukan perubahan dengan memilih menggunakan bola yang berbeda.
Keyakinan Tyzzer bahwa petenis nomor satu dunia itu mampu memenangi titel Grand Slam di semua tiga permukaan lapangan terbukti pada Sabtu saat Barty merebut trofi di Melbourne Park.
Petenis unggulan itu mengatasi defisit 1-5 di set kedua untuk mengalahkan Danielle Collins 6-3, 7-6 (2) demi menambah koleksi titel turnamen mayor setelah Roland Garros pada 2019 dan Wimbledon tahun lalu.
Akan tetapi, Tyzzer, yang menjadi pelatih terbaik WTA Tour 2019, mengatakan perbedaan tipe bola yang digunakan di Flushing Meadows akan lebih menyulitkan bagi sang petenis Australia untuk meraih kesuksesan di New York.
"US Open benar-benar perlu mengganti bola untuk petenis putri," kata dia seperti dikutip Reuters, Sabtu.
"Kenyataannya mereka masih menggunakan bola yang berbeda untuk putra dan putri, itu bola yang buruk bagi seseorang seperti Ash. Jika mereka tetap menggunakan bola yang sama, tidak ada seseorang seperti Ash yang akan menang di turnamen itu.
"Itu satu-satunya turnamen yang membedakan bola untuk putra dan putri. Jadi apabila mereka tidak mengganti bolanya, dia tidak akan menang di US Open."
Di US Open, petenis pria menggunakan bola yang sedikit lebih berat dari yang digunakan putri.
Tyzzer mengatakan setelah Barty menang di Wimbledon tahun lalu bahwa dia selalu merasa permainan terbaik tenisnya akan muncul di lapangan keras.
Dia tumbuh dengan permukaan itu di Brisbane, tapi dua titel Grand Slam pertamanya datang dari tanah liat merah Roland Garros dan rumput Wimbledon.
"Luar biasa dia mampu melakukan itu. Itu sangat mengesankan," kata Tyzzer.
"Saya rasa kita semua harus menyaksikan apa yang dia bisa lakukan di permukaan yang berbeda dan melihat kemampuannya bermain di level tenis yang ia lakukan.
"Maksud saya, terkadang, saya dibuat terkagum karenanya."