Banda Aceh (ANTARA) - Pemerhati seni dan budaya sekaligus Ketua Komite Seni Budaya Nusantara Provinsi Aceh, Sulaiman menyatakan Aceh perkusi merupakan bukti bahwa betapa kaya dan beragamnya kesenian Aceh.
“Perkusi merupakan salah satu tradisi kebudayaan yang melambangkan identitas masyarakat Aceh dari sekian banyak khazanah ragam kebudayaan Aceh lainnya. Perkusi juga memiliki berbagai instrumen yang beragam,” kata di sela-sela memberi sambutan pada malam Perkusi Aceh di Taman Bustanussalatin Banda Aceh, Sabtu malam.
Menurut dia kehadiran seniman perkusi dari mancanegara dan provinsi lain merupakan sebuah capaian yang harus diapresiasi karena kesenian perlu dipromosikan ke berbagai tingkatan, baik nasional maupun internasional sehingga menjadi daya tarik bagi masyarakat luar untuk berkunjung ke Aceh.
“Tidak berlebihan, jika saya sebut Aceh merupakan daerah yang kaya dengan seni dan budaya," katanya.
Ia mengatakan dalam rapai mengandung syair-syair tentang ajaran Islam, di mana para pendahulu tradisi tersebut dimainkan sebagai metode dan strategi dalam berdakwah.
"Syair-syair tersebut memberikan pengetahuan dan pesan keagamaan untuk masyarakat yang mendengarkannya," katanya.
Ia berharap dengan diadakannya Aceh Perkusi yang menjadi agenda Pemerintah Aceh diharapkan dapat menjadi media promosi terhadap kesenian Aceh.
"Mari kita galakkan kembali kesenian tradisi Aceh melalui piasan seni seperti ini," katanya.
Ia juga mengatakan media promosi tersebut juga mampu menarik minat generasi sekarang untuk melanjutkan dan menjadi pelaku seni sehingga Aceh Perkusi ini juga dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
"Beberapa tahun lalu, BPNB merilis ada 30 kesenian Aceh yang hampir punah bahkan ada yang sudah punah karena tidak ada regenerasi, semoga saja lahir regenerasi dari piasan ini," katanya.
Di samping itu, ia berharap Kadisbubpar Aceh dan pemangku jabatan di Provinsi Aceh terus mengadakan piasan dan upaya kembali mempopulerkan kebudayaan dan kesenian Aceh.
"Sebagai wakil rakyat di DPRA, saya juga akan terus mengawal dan memastikan ketersediaan anggaran untuk kelestarian nilai budaya dan seni melalui usulan pokok pikiran seperti kegiatan ini," katanya.
Ia juga meminta kadispupar memberikan perhatian khusus kepada seniman sebagai roh yang menjaga dan merawat identitas Aceh.
"Jika tidak ada mereka yang peduli terhadap kesenian, kepada siapa lagi kita berharap," katanya.