Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah melalui Dinas Bina Marga setempat mengembangkan data jalan berbasis geospasial untuk mengoptimalkan pembangunan sarana transportasi daerah setempat.
"Program pembangunan jalan sangat membutuhkan informasi data dengan tingkat pengelolaan secara rinci dan akurat, baik secara administrasi maupun teknis," kata Kadis Bina Marga Aceh Tengah, Khairuddin Yoes di Takengon, Rabu.
Ia menjelaskan cara konvensional masih sangat memerlukan tenaga, waktu dan biaya untuk melakukan update (pembaharuan) pengolahan ÿdata.
"Untuk menjawab semua itu sangat diperlukan suatu sistem informasi data yang dibangun dengan menggunakan sistem informasi Geospasial, dan ini sedang kita kembangkan di Aceh Tengah," katanya.
Menurut Khairuddin cara tersebut dapat mengakomodasi kebutuhan basis data jalan, sehingga mampu memberikan informasi dan gambaran yang jelas serta akurat tentang kondisi jalan.
Khairuddin menjelaskan metode yang digunakan dalam sistem Geospasial ini adalah survei inventarisasi prasarana jalan, diantaranya geometri jalan, tipe dan kondisi permukaan jalan.
"Kita berharap melalui Informasi data base jaringan jalan ini akan mempermudah semua pemangku kepentingan dalam mengambil keputusan untuk merencanakan pembangunan dan pengembangan sistem transportasi yang efektif dan efisien," katanya.
Khairuddin menambahkan saat ini Aceh Tengah memiliki 300 lebih ruas jalan dengan panjang keseluruhan 801,30 Kilometer. Data ini mengalami kenaikan sebesar 80,98 persen dalam kurun waktu 2007-2016.
"Kita perkirakan hingga tahun 2026 panjang Jalan akan terus bertambah, karena itu pengembangan data jalan berbasis Geospasial dilakukan guna menghasilkan informasi mengenai jaringan jalan dan jembatan secara rinci baik mengenai data teknis, kondisi maupun riwayat jalan atau rekam jejak jalan dan jembatan," demikian Khairuddin.