Banda Aceh (ANTARA) - Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Aceh menyiapkan lima alat teleskop untuk melakukan pengamatan rukyatul hilal 1 Ramadhan 1444 Hijriah/2023 di enam lokasi yang tersebar di beberapa wilayah.
Ketua Tim Falakiyah Kanwil Kemenag Aceh Alfirdaus Putra, Rabu, mengatakan rukyat dilakukan oleh tim Kemenag dan beberapa tim dari ormas Islam maupun dayah atau pesantren di seluruh Aceh.
"Bagi yang ingin rukyat, dapat melihat ke barat dengan arah 271 derajat dengan ketinggian hilal 8,72 derajat ketika matahari terbenam, hingga 40 menit setelahnya,” kata Alfirdaus di Banda Aceh.
Enam pengamatan hilal meliputi Observatorium Tgk Chiek Kuta Karang, Lhoknga, Aceh Besar, Tugu 0 Km Kota Sabang, Bukit Blang Tiron Perta Arun Gas Lhokseumawe, Pantai Lhokgeulumpang Setia Bakti Aceh Jaya, POB Suak Geudubang Aceh Barat, dan Pantai Nancala Teupah Barat Simeulue.
Untuk pemantauan, Kemenag Aceh sudah mempersiapkan lima teleskop astronomi di Observatorium Tgk Chiek Kuta Karang Lhoknga, Aceh Besar dan pengamatan terbuka untuk umum.
Saat ini, Firduas menjelaskan, ketinggian hilal berada 8,72 derajat di atas ufuk, dengan elongasi bulan dan matahari sekitar 9,5 derjat.
Lama hilal dapat dirukyat sekitar 40 menit setelah terbenam matahari, dengan cahaya bulan sudah 0,69 derajat.
"Insya Allah dengan kondisi seperti ini, 1 Ramadhan 1444 Hijriah hampir dipastikan akan jatuh pada Kamis, 23 Maret 2023,” ujarnya.
Sementara itu, Plt Kepala Kanwil Kemenag Aceh Ahmad Yani mengatakan pengamatan hilal dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan sidang isbat yang dipimpin oleh Menteri Agama Republik Indonesia di Jakarta.
“Pemantauan menggunakan teleskop astronomi, dimulai setelah shalat Ashar pada Rabu, dan akan didahului dengan pemaparan posisi Hilal yang disampaikan Tim Hisab Rukyat dan ahli astronomi Aceh," katanya.
Ia mengatakan pengumuman hasil pengamatan akan disampaikan langsung oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam sidang isbat, setelah menerima hasil rukyatul hilal seluruh daerah se Indonesia.
Dia juga mengharapkan apabila nantinya muncul perbedaan dalam penetapan awal Ramadhan 1444 Hijriah, maka jangan sampai merusak persatuan dan kesatuan antara umat Muslim di daerah Tanah Rencong.
“Bila ada perbedaan, tetap saling menghargai dan menghormati, karena semua ada landasan masing-masing,” katanya.