Banda Aceh (ANTARA) - Badan Meteorologi dan Stasiun Klimatologi (BMKG) Aceh menyatakan suhu maksimum di Aceh saat ini mencapai 34°C dengan indeks sinar ultraviolet (UV) berkisar 7-9 (kategori merah).
"Sinar matahari langsung turun ke permukaan tidak ada yang menghalangi indeks UV di wilayah barat Indonesia termasuk Aceh, kategori tinggi," kata Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I SIM Anang Herianto, di Banda Aceh, Sabtu.
Anang mengatakan, saat ini Aceh sudah memasuki musim kemarau, di mana tutupan awan di wilayah tanah rencong itu berkurang, sehingga membuat indeks sinar UV nya masuk dalam kategori risiko bahaya sangat tinggi.
Baca juga: Pemkab Nagan Raya tetap gelar Expo UMKM meski berpotensi cuaca ekstrem
Puncak indeks sinar UV di Aceh ini diperkirakan terjadi pada pukul 10.00 WIB sampai 14.00 WIB. Indeks UV ini merupakan angka tanpa satuan untuk menjelaskan tingkat paparan radiasi sinar ultraviolet yang berkaitan dengan kesehatan manusia.
"Indeks sinar UV di Aceh yang mencapai angka sembilan ini beresiko berbahaya tinggi karena dapat menyebabkan kulit terbakar," ujarnya.
Karena itu, dirinya mengimbau kepada masyarakat untuk memakai tabir surya SPF 30+ setiap dua jam sekali untuk melindungi kulit dari sinar matahari langsung.
Baca juga: BMKG: Cuaca ekstrem masih akan terjadi di pantai barat selatan Aceh
Kemudian, juga dianjurkan memperbanyak minum sehingga cairan tubuh tetap tercukupi.
"Tetap menjaga kesehatan dan waspadai hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang," kata Anang.
Untuk diketahui, Aceh sudah masuk dalam musim kemarau, hampir dua bulan lamanya daerah ini tidak lagi diguyur hujan. Bahkan, sejumlah kawasan seperti Mata Ie Aceh Besar juga mulai mengalami kekeringan.
Berdasarkan data BMKG, suhu normal maksimum di Aceh pada April 2023 ini berkisar 32°C hingga 33°C. Namun, beberapa hari ini telah mencapai angka 34°C. Kemudian, puncak musim kemarau diprediksikan akan terjadi pada Juni-Agustus 2023.
Baca juga: BMKG: Waspada gelombang tinggi enam meter di perairan barat Aceh