Sebagai contoh, jika dulu banyak masyarakat yang menjalankan tradisi berhalal bihalal melalui saling berkunjung langsung secara fisik dari rumah ke rumah. Namun saat ini, sebagian pihak melakukannya secara daring (dalam jaringan) terutama melalui piranti ponsel pintar (smartphone) tanpa harus saling berkunjung secara fisik.
Atau tetap saling mengunjungi secara fisik namun diawali dengan ucapan saling memaafkan via online. Jika dulu menjadi sangat umum orang mengantre untuk mendapatkan tiket armada umum (bus, kereta api, kapal, pesawat, travel) secara langsung di agen-agen resminya, maka saat ini cukup mengulik handphone berkoneksi internet sambil selonjor santai di kursi rumah dalam memproses tiket mudik ke kampung halaman secara online.
Kalau dulu menjadi hal biasa orang sibuk mengantre di bank untuk menarik uang buat bekal mudik, maka saat ini cukup memencet tombol-tombol HP melalui fasilitas menu e-banking atau via ATM (automatic teller machine).
Jika tempo dulu banyak orang berbelanja kebutuhan berlebaran dengan harus berjejalan memenuhi pasar atau supermarket, maka saat ini banyak orang yang merasa cukup order melalui layanan berbagai toko online. Dengan hanya memproses transaksinya lewat smartphone, maka barang yang dipesan akan langsung dikirim sampai di depan pintu rumah kita.
Pun terkait pesan kontemplatif soal hikmah berlebaran. Jika pada masa sebelumnya masyarakat jamak mengetahuinya melalui berbagai pengajian langsung atau lewat media massa cetak dan elektronik, maka saat ini banyak yang mengetahuinya melalui internet lewat ragam akses platform teknologinya.
Lebaran digital, wajah baru berhari raya
Oleh Prof. Dr. Widodo Muktiyo Selasa, 18 April 2023 9:09 WIB