Pun, dengan sebagian aktivitas lain khas momen Lebaran yang menggunakan piranti teknologi komunikasi digital, jika secara pribadi tidak berhati-hati bisa rentan menimbulkan problem bagi si penggunanya maupun pihak lain. Misal saja, saat bertransaksi secara online, jika tidak berhati-hati dalam menjaga identitas pribadi seperti nomor pin rekening bank, maka rentan diretas pihak-pihak lain yang tidak bertanggung jawab.
Aksi-aksi penipuan via transaksi digital juga rentan muncul di sela-sela kemeriahan momen Lebaran dengan aneka topeng untuk menjerat para korbannya, mulai dari iming-iming undian berhadiah, bisnis investasi hingga ajakan peduli kemanusiaan melalui kedok penggalangan donasi sosial.
Hal ini belum termasuk info-info spesifik tertentu yang sejatinya bernuansa hoax, hate speech, bullying atau praktik pishing, scamming, carding, cracking bahkan hingga sejenis over narcissism yang bisa saja muncul mewarnai ruang maya masyarakat kita, bahkan di tengah-tengah kekudusan momen Idul Fitri.
Dengan demikian, seyogyanya kita harus senantiasa waspada dan antisipasi melalui penguatan literasi digital agar jangan sampai menjadi korban atau bahkan pelaku dari praktik-praktik penyimpangan digital terkait.
Pada akhirnya kita mungkin bersepakat dengan adagium, teknologi selalu bermata dua. Teknologi tidaklah netral, demikian deklarasi kaum tekno-realis dalam memandang keberadaan teknologi.
Lebaran digital, wajah baru berhari raya
Oleh Prof. Dr. Widodo Muktiyo Selasa, 18 April 2023 9:09 WIB