Jakarta (ANTARA) - Mari kita amati beberapa tahun terakhir ini, ada fenomena menarik di kalangan masyarakat muslim Indonesia secara umum saat merayakan momen Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri.
Lebaran digital, demikian saya menyebut fenomena ini, sebagai cara baru bagi tidak sedikit kalangan masyarakat kita dalam menyelami indahnya berhari raya. Lebaran dengan ragam pernak-pernik tradisi khasnya, dari open house halal bihalal hingga urusan mudik, saat ini telah coba dinikmati secara virtual, selain tentu saja secara fisik.
Hadirnya internet pada masyarakat modern secara faktual telah memberikan banyak warna baru dalam berbagai hal tak terkecuali pada saat momen berhari raya. Saat internet belum hadir dan masif mengemuka, tradisi masyarakat kita dalam praksis berkomunikasi dan berdiseminasi informasi saat Lebaran umumnya masih dilakukan secara konvensional.
Namun, tatkala internet telah menjadi gurita dalam kehidupan seperti saat ini, banyak orang yang kemudian beralih cara dalam berlebaran melalui format digital, baik secara keseluruhan maupun hanya sebagian saja.
Ini bukan hanya satu atau dua aktivitas saja, namun berlaku di banyak aktivitas terkait momen Lebaran. Melalui berbagai piranti teknologi komunikasi digital modern, masyarakat tidak canggung dalam mendekap keistimewaan Lebaran dalam praksis berkomunikasi maupun berdiseminasi informasi secara super highway.
Lebaran digital, wajah baru berhari raya
Oleh Prof. Dr. Widodo Muktiyo Selasa, 18 April 2023 9:09 WIB