Prakirawan BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar Putri Rizki Afriza mengatakan untuk saat ini Aceh dalam masa peralihan menuju puncak musim kemarau, yaitu pada Juni - Agustus mendatang.
Hal itu, lanjut dia, membuat tutupan awan di wilayah Aceh berkurang dan menyebabkan sinar Ultraviolet (UV) langsung terpancar ke permukaan bumi.
“Untuk indeks sinar UV per hari ini di atas angka tujuh, yang mana artinya sudah memasuki kategori ekstrem,” kata Putri.
Oleh sebab itu, Putri meminta agar masyarakat mewaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan di beberapa wilayah Tanah Rencong itu. Apalagi saat penggunaan api tanpa pengawasan yang dapat menyebabkan kebakaran ketika berada di hutan dan lahan.
“Daerah yang perlu mewaspadai potensi karhutla seperti Sabang, Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Utara dan Aceh Jaya,” kata Putri.
Baca juga: Cuaca ekstrem, warga Aceh Timur diimbau waspadai karhutla
Di sisi lain, Putri juga mengingatkan masyarakat Aceh untuk menghindari paparan matahari secara langsung dalam jangka waktu lama antara pukul 11.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB.
Ia meminta warga tetap berteduh pada saat matahari terik siang hari, kenakan pakaian pelindung matahari, topi lebar, dan kacamata hitam yang menghalangi sinar UV pada saat berada di luar ruangan.
“Masyarakat juga dapat menggunakan tabir surya dengan SPF (Sun Protection Factor) tertentu sebagai upaya antisipasi dan meminimalisir dampak buruk yang dapat ditimbulkan akibat sinar UV yang berlebih,” ujarnya.
Baca juga: Kebakaran 1,3 Ha lahan kebun di Aceh Barat sudah padam