Meulaboh (ANTARA Aceh) - Harga garam kemasan ekonomis di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat mengalami kenaikan hingga 150 persen, karena terbatasnya persediaan.
Tanwir, pemilik Usaha Dagang (UD) Samudera, di Meulaboh, Jumat mengatakan, pasokan garam ke lokasi pasar Bina Usaha sudah terhenti sejak bulan Ramadhan 1438 Hijriah atau pada sekitar pertengahan Juni 2017.
Harga jual garam kemasan ekonomis biasanya Rp8.000/zak untuk isi 20 kemasan kecil, akan tetapi saat ini terpaksa dijual seharga Rp20.000/zak, apalagi untuk di wilayah Kabupaten Aceh Barat tidak ada usaha yang memproduksi garam lokal.
"Tidak ada barang, kalau ada pasti kami jual. Kelangkaan sudah terjadi sejak puasa Ramadhan dan habis Lebaran Idul Fitri sudah mulai kosong stok. Saat ini kalaupun ada barang harganya tinggi," sebutnya.
Selama ini mereka mendapatkan pasokan barang garam kemasan ekonomis dari para distributor di Medan, Sumatera Utara yang dibawa oleh sales-sales marketing ke lokasi pasar Meulaboh, akan tetapi saat ini salespun menyatakan tidak ada stok garam.
Hampir semua usaha dagang di sepanjang pertokoan Pasar Bina Usaha Meulaboh tidak memiliki stok garam yodium, hanya satu toko yang tersedia dan diserbu pembeli yakni UD Harapan Jaya karena kedatangan stok lama dari kabupaten tetangga.
"Masuk tadi pagi, kalau langka sudah bulan puasa sampai sekarang, inipun masuk dari Takengon (Kabupaten Aceh Tengah), dikumpulkan dua-dua zak satu kedai, dibawalah ke sini pakek mobil L-300," kata Bahtiar pemilik UD Harapan Jaya.
Bahtiar mengakui, kenaikan yang cukup drastis tersebut karena biaya pembelian dan kos antar jemput barang, dirinya tetap memaksa beli barang dari luar walaupun harga tinggi demi memenuhi kebutuhan masyarakat di Aceh Barat.
Harga jual garam kemasan ekonomis biasanya Rp8.000/zak untuk isi 20 kemasan kecil, akan tetapi saat ini terpaksa dijual seharga Rp20.000/zak, apalagi untuk di wilayah Kabupaten Aceh Barat tidak ada usaha yang memproduksi garam lokal.
"Kita tidak ada barang garam kampung, yang kami jual hanya garam ekonomis dari luar. Pastinya saya tidak tahu kenapa langka," sebutnya.
Sementara itu Ibu Gilang, salah seorang pembeli ditemui di lokasi pasar Bina Usaha Meulaboh menyatakan, dirinya sudah berkeliling hampir ke semua toko dan usaha dagang, akan tetapi baru ditemukan pada toko tersebut, meski dengan harga tinggi.
Dirinya memiliki kios kecil menjual garam ekonomis seharga Rp5.000/kemasan, karena masih memperolah barang dengan harga RpRp8.000/zak, dengan kondisi kenaikan Rp20.000/zak, maka harga enceran akan berkisar Rp1.500-Rp2.000/kemasan.