Banda Aceh (ANTARA) - Pj Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto meminta personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk siap siaga terutama memasuki masa puncak musim hujan yang kemungkinan terjadi November dan Desember mendatang.
“Kesiapsiagaan tersebut merupakan salah satu langkah gerak cepat saat terjadi bencana terutama terkait potensi ancaman bencana hidrometeorologi sesuai arahan Pj Gubernur Aceh,” kata Muhammad Iswanto di Sukamakmur, Jumat.
Pernyataan itu disampaikannya di sela-sela meninjau langsung kesiapan tim BPBD Aceh Besar dan gudang logistik serta peralatan kebencanaan di Posko Induk Sibreh Keumudee Kecamatan Sukamakmur.
Ia menjelaskan dengan kesiapsiagaan seluruh personel BPBD khususnya dan semua pihak terkait lainnya akan mampu mempercepat penanganan dan meminimalisir dampak dari bencana yang terjadi.
Ia mengatakan kehadiran dirinya tersebut juga bagian dari kesiapsiagaan menghadapi terjadinya bencana hidrometeorologi terutama ancaman memasuki musim penghujan.
Dalam kesempatan tersebut Iswanto juga menyaksikan langsung latihan kesiapsiagaan tim BPBD Aceh Besar dalam menghadapi bencana, terutama kegiatan darurat pascabencana.
“Alhamdulillah, petugas lapangan BPBD telah menunjukkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana, terutama dalam peran kedaruratan termasuk langkah langkah penyelamatan saat darurat,” katanya.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Aceh Besar Ridwan Jamil mengatakan bencana hidrometeorologi disebabkan oleh aktivitas cuaca seperti siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin dan kelembapan.
Kemudian penyebab lain dari bencana hidrometeorologi adalah perubahan iklim dan cuaca ekstrem. Di mana fenomena alam tersebut mendorong naiknya intensitas hujan di Indonesia termasuk juga di Aceh, yang membuat intensitas hujan lebih tinggi dari sebelumnya.
“Kita harus siap siaga dalam menghadapi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, puting beliung dan gelombang pasang,” katanya.
Ia juga mengimbau kepada seluruh masyarakat Aceh Besar untuk mengantisipasi terjadinya korban jiwa dan harta atas bencana hidrometeorologi, dengan cara memangkas ranting dan dahan pohon-pohon besar yang telah menua, membersihkan saluran air dari tempat pemukiman hingga sungai.