Blangpidie (ANTARA) -
Pj Bupati Aceh Barat Daya (Abdya) Sunawardi, memiliki komitmen untuk mewujudkan daerah yang kini dipimpinnya bebas dari buang air besar sembarangan sebagai upaya percepatan pencapaian Open Defecation Free (ODF) di Abdya.
"ODF, atau Open Defecation Free, adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi di mana suatu komunitas atau wilayah telah berhasil menghilangkan praktik buang air besar sembarangan," kata Sunawardi di Blangpidie, Rabu.
Pj Bupati Sunawardi menyampaikan hal itu saat menyampaikan kata sambutan pada Advokasi Membangun Komitmen Bersama yang dilaksanakan oleh Pemerintah Aceh di Blangpidie, Abdya.
Pj Bupati Aceh Selatan, Aceh Singkil, Kota Subulussalam, Aceh Tenggara, Direktur Penyehatan Lingkungan, Ditjen P2P Kementerian Kesehatan, Direktur SUPD II, Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri, Forkopimda Abdya,
Kepala Biro Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah Aceh ikut hadir dalam acara tersebut.
Dalam sambutanya, Pj Bupati menyoroti pentingnya menghentikan praktik buang air besar sembarangan (SBS) untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat.
Sunawardi mengungkapkan bahwa berdasarkan data terbaru per 30 Oktober 2024, dari 152 desa di Kabupaten Abdya, 21 desa telah mencapai status ODF, yang berarti 13,8% masyarakat sudah berhenti buang air besar sembarangan.
Namun, masih ada 131 desa yang belum mencapai status ODF, yang menjadi tantangan besar yang perlu segera diatasi.
“Kita harus bekerja sama untuk mengatasi kendala seperti status kepemilikan tanah, tingkat ekonomi, dan koordinasi antar lintas sektor yang masih perlu ditingkatkan,” tegas Sunawardi.
Ia menekankan bahwa target 100% desa ODF hanya bisa tercapai dengan partisipasi aktif dari semua pihak, termasuk pemerintah provinsi, mitra pembangunan, dan masyarakat.
Keberhasilan mencapai 13,8% desa ODF tidak lepas dari peran berbagai lintas sektor, termasuk Dinkes Provinsi, Dinkes Kabupaten Abdya, Bappeda, PUPR, para camat, kepala puskesmas, dan pihak lainnya.
Sunawardi mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas kontribusi mereka.
“Kita harus terus mendorong kolaborasi dan sinergi di antara semua pihak untuk mencapai target ini,” tambahnya.
Sunawardi juga menekankan bahwa kegiatan advokasi ini bukan hanya tentang percepatan SBS, tetapi juga tentang membangun kerjasama dan kolaborasi yang kuat di antara semua stakeholder.
“Kegiatan ini bertujuan untuk menghentikan praktik buang air besar sembarangan (SBS) dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat,” ujarnya.
Ia berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi seluruh kabupaten/kota di Provinsi Aceh dan menjadi amal bagi semua pihak yang terlibat.
Sunawardi menutup sambutannya dengan harapan besar bahwa dengan kerjasama yang solid, target 100 persen desa ODF di Abdya dapat tercapai dalam waktu dekat.
“Mari kita bersama-sama wujudkan Aceh yang lebih sehat dan bersih,” pungkasnya.