Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Aceh Besar melalui Dinas Kesehatan setempat menyatakan terus meningkatkan deteksi dini dalam upaya pencegahan dan penanggulangan Tuberkulosis (TBC) menyusul daerah tersebut menjadi salah satu kabupaten prioritas permasalahan penyakit itu.
“Kabupaten Aceh Besar menjadi salah satu dari delapan kabupaten prioritas yang ada di Provinsi Aceh terkait program TBC dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, karena diperkirakan ada sebanyak 1.264 kasus TBC tahun 2024,” kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar Rina Karmila di Lambaro, Rabu.
Ia menjelaskan untuk saat ini capaian kasus TBC yang ternotifikasi masih 30 persen dari target yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Kasus TBC di Kabupaten Aceh Besar. Di mana jumlah yang ternotifikasi dan terobati sampai Oktober 2024 sebesar 319 kasus.
Menurut dia rendahnya capaian penemuan kasus disebabkan berbagai faktor seperti masih kurangnya penemuan kasus yang diobati di Wilayah Fasilitas kesehatan di Kabupaten Aceh Besar dan masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk mengikuti skrining kesehatan diri serta tingginya stigma di masyarakat.
Ia mengatakan sebagian besar penderita TB adalah masyarakat dengan perekonomian rendah, gizi yang tidak cukup memperberat proses penyakit, lingkungan perumahan yang tidak layak huni dan sehat dan tidak optimalnya pendampingan dari keluarga selama menjalani pengobatan.
Adapun upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Besar dalam pencegahan dan penanggulangan TBC adalah memastikan ketersediaan logistik yaitu OAT (Obat Anti Tuberkulosis), cartridge untuk TCM.
Kabupaten Aceh Besar memiliki empat Alat TCM (Tes Cepat Molekuler) untuk Gold Standard pemeriksaan TBC tersebar di RSUD Kabupaten Aceh Besar, Puskesmas Seulimeum, Puskesmas Darul Imarah dan di Puskesmas Kuta Baro. Di sana juga tersedia bahan uji tuberkulin dan terapi Pencegahan TBC (TPT).
Kemudian melakukan deteksi dini/ skrining TBC oleh tim Faskes baik di wilayah kerja Puskesmas/ klinik dan juga Lapas/ rutan, melakukan follow up pada pasien positif TBC oleh tim Faskes, melaksanakan peningkatan kapasitas, melaksanakan rapat koordinasi dan evaluasi, preventif dan respon penyakit tingkat Kabupaten Aceh Besar dan meningkatkan kualitas komunikasi antar OPD/ lintas sektor dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit di Aceh Besar termasuk penyakit TBC serta memberikan edukasi dengan berbagai media.
Ia menambahkan untuk pencegahan penularan dari bakteri yang menyebar melalui udara yang terkontaminasi oleh droplet penderita TBC itu dapat dilakukan menghindari kontak dengan penderita TBC, menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga daya tahan tubuh, terapi pencegahan TBC dan mendapatkan vaksin.