Banda Aceh (ANTARA) - Badan Pengelolaan Migas Aceh (BPMA) berharap kepada Menteri ESDM RI Bahlil Lahadalia melibatkan Aceh dalam pengelolaan blok migas yang berada di atas 12 mil laut di tanah rencong.
"Kita memohon BPMA dapat dilibatkan dalam pengelolaan blok migas yang berada di atas 12 mil, bekerja sama dengan SKK Migas sebagai mitra strategis," kata Kepala BPMA Nasri Djalal dalam keterangannya, di Banda Aceh, Selasa.
Permintaan tersebut telah disampaikan Nasri kepada Menteri ESDM dalam kesempatan silaturahmi Ramadhan 1446 Hijriah bersama Kementerian ESDM, di Jakarta.
Sebagai informasi, BPMA merupakan Badan Pemerintah di bawah Menteri ESDM mempunyai tugas melakukan pelaksanaan, pengendalian, dan pengawasan terhadap kontrak kerja sama kegiatan usaha hulu agar pengelolaan sumber daya alam migas di darat dan hanya di bawah 12 mil laut Aceh.
Kesempatan silaturahmi tersebut, kata Nasri, juga dimanfaatkannya sebagai momentum diskusi ringan mengenai prospek sektor migas, khususnya di Aceh.
Baca: Optimalkan potensi migas, BPMA dorong ONWA segera eksplorasi migas di pantai barat
Ia berharap, BPMA juga dapat memiliki peran aktif dalam pengelolaan blok migas di Aceh, baik di wilayah pantai timur utara maupun barat selatan Aceh.
"Kami berharap BPMA dapat berperan aktif. Termasuk dalam percepatan alih kelola Blok Rantau dan kegiatan lainnya seperti di blok Conrad di pantai barat selatan Aceh," ujarnya.
Dirinya juga menyampaikan, Menteri ESDM telah menegaskan agar semuanya terus bekerja keras dan inovatif dalam meningkatkan produksi serta mengakselerasi kebijakan pengelolaan hulu migas, terutama di Aceh.
Dalam kesempatan ini, dirinya berharap momen silaturahmi itu benar-benar dapat mempererat hubungan serta meningkatkan semangat kerja pengelolaan migas, termasuk di Aceh.
"Khususnya dalam mencapai target-target strategis di sektor energi dan hulu migas, khususnya dalam pengelolaan migas di Aceh," demikian Nasri Djalal.
Baca: BPMA siap kolaborasi tingkatkan pendidikan vokasi migas di Aceh