Selain itu, ada pula warga yang terjebak di atap rumah, menunggu pertolongan selama lebih dari 24 jam. Beberapa di antaranya ditemukan dalam kondisi selamat, namun tak sedikit pula yang tidak berhasil bertahan akibat kelelahan, hipotermia, atau terseret banjir saat menunggu bantuan.
Bupati Aceh Timur Iskandar Usman Al-Farlaky memperkirakan korban jiwa mencapai 30 orang lebih. Korban jiwa yang banyak meninggal dunia di Kecamatan Pante Bidari.
"Kemarin juga dua korban telah dievakuasi, serta di Peureulak Barat juga telah ditemukan yang sebelumnya hilang terseret arus saat menyelamatkan korban lainnya," kata Iskandar.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur Ashadi mengatakan bahwa medan sulit serta kondisi yang belum stabil membuat operasi penyelamatan menjadi sangat menantang.
Baca: Puluhan warga Aceh Timur bertahan di atap rumah terjebak banjir
"Jumlah korban sangat besar dan wilayah yang terdampak luas. Akses menuju daerah pedalaman lumpuh total. Kami memprioritaskan evakuasi korban selamat sambil terus mencari yang masih hilang," kata Ashadi.
Lebih dari ribuan warga kini mengungsi di tenda-tenda darurat. Mereka membutuhkan suplai makanan, air bersih, obat-obatan, dan selimut. Relawan kemanusiaan dari berbagai daerah telah mulai berdatangan untuk membantu distribusi logistik.
"Kami kekurangan makanan dan air. Anak-anak mulai sakit karena udara dingin dan kondisi darurat yang tidak nyaman," kata Yusnidar, pengungsi banjir.
Di tengah duka mendalam dan ketidakpastian, mereka berharap bantuan segera datang. Mereka juga meminta proses evakuasi dipercepat, terutama di wilayah yang hingga kini masih terisolasi.
Sementara itu, donasi, relawan medis, dan tim penyelamat dari berbagai daerah diharapkan dapat memperkuat penanganan bencana dalam beberapa hari ke depan.
