Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Fotografer Aceh Chaideer Mahyuddin bersama Watch Indonesia dan Goethe Institute, menggelar pameran foto tunggal tentang Aceh di Kota Berlin, Jerman.
Ketua Pewarta Foto Indonesia (PFI) Aceh Fendra Tryshanie di Banda Aceh, Kamis, mengatakan pameran foto tersebut berlangsung 5 hingga 18 Desember mendatang.
"Chaideer Mahyuddin sudah berada di Jerman sejak 2 Desember. Ia turut hadir dalam pembukaan pameran fotonya tersebut. Usai pembukaan, Chaideer didapuk sebagai narasumber inti dalam diskusi foto bersama fotografer dan masyarakat di Kota Berlin," kata dia.
Fendra Tryshanie, mengatakan, Chaideer Mahyuddin di kalangan pewarta foto Indonesia dikenal sebagai pribadi berintegritas tinggi. Dedikasinya untuk dunia fotografi Aceh telah terbayar dengan dipamerkan karya foto jurnalistik di Eropa.
Bagi Pewarta Foto Indonesia, khususnya Aceh, lanjut Fendra, ini menjadi kebanggaan sendiri. PFI berharap pameran tersebut bukan pertama dan terakhir. Tapi juga berlanjut, sehingga pameran tersebut mengenalkan Aceh pada dunia.
Chaideer Mahyuddin memamerkan 30 foto tentang potret Aceh usai konflik berkepanjangan. Foto-foto bidikannya menceritakan Aceh dalam berbagai bingkai, mulai dari tsunami, proses perdamaian, rekonsiliasi, rehabilitasi dan rekonstruksi pascatsunami, hingga Aceh kekinian seperti penerapan syariat Islam, politik, isu lingkungan, dan pariwisata.
"Secara pribadi, pameran ini sebagai prestasi yang luar biasa dan mimpi yang terwujud, tentunya dengan pameran ini bisa membuka mata orang luar tentang Aceh dan perkembangannya pascakonflik serta bencana," kata Chaideer Mahyuddin.
Melalui 30 foto karyanya yang dipamerkan, Chaideer ingin menjelaskan kondisi di Aceh sebenarnya. Selama ini, yang paling disorot oleh masyarakat dunia tentang Aceh adalah soal pelaksanaan syariat Islam.
"Bicara Aceh tidak melulu soal syariat Islam. Syariat Islam merupakan aturan yang diterapkan di Aceh. Di balik itu semua, ada sejarah panjang Aceh, juga ada budaya dan keindahan alam yang harus tunjukkan pada dunia," ujarnya.
Terpilihnya Chaideer Mahyuddin yang juga pengurus PFI Aceh memamerkan 30 foto di Jerman, tidak terlepas dari sepak terjangnya sebagai fotografer Aceh yang bekerja pada kantor berita Agence France-Presse (AFP).
Bukan hanya itu, keterlibatan Chaideer Mahyuddin dalam konflik sebagai pejuang, juga menjadi daya tarik tersendiri bagi Watch Indonesia dan Goethe Institute. Keberhasilan dan prestasinya di dunia fotografi jurnalistik, dianggap berhasilnya proses rekonsiliasi di Aceh pascakonflik.
"Saya dianggap berhasil keluar dari image konflik. Saya berhasil meninggalkan dunia saya sebelumnya. Tapi, saya tidak perlu lagi menjelaskan kisah-kisah lama itu. Terima kasih saya ucapkan kepada Watch Indonesia dan Goethe Institute," pungkas Chaideer Mahyuddin.