Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Badan Pusat Statistik (BPS) mendorong pemerintah daerah di Aceh, segera miliki mesin penggiling padi modern agar tanaman pangan provinsi itu diolah sendiri.
"Di beberapa daerah di Aceh, memang sudah ada penggilingan modern. Tetapi, jumlahnya sangat terbatas. Sebenarnya ini, berada di tangan pemda setempat," ucap Kepala BPS Aceh, Wahyudin di Banda Aceh, Kamis.
Ia menjelaskan, provinsi yang terdapat paling Barat di Indonesia ini, telah mampu memproduksi Gabah Kering Giling (GKG) rata-rata per tahun mencapai 2,5 juta ton.
Dengan masa tanaman padi selama enam bulan sekali, pihaknya mencatat di tahun 2016, luas areal tanaman pangan di Aceh mencapai 512.756 hektare dengan tingkat produktivitas 5,2 ton per hektare.
Namun, lanjutnya, minimnya infrastruktur pascapanen di Aceh telah menurunkan minat petani setempat untuk mengolah bahan baku padi mereka di daerah sendiri, dan otomatis mendapat nilai tambah.
"Banyangkan, kalau 2,5 juta ton padi diolah sendiri oleh di Aceh. Yang menjadi beras bagi kita, sementara sekam, dan dedak bagi pakan ternak sudah berapa nilai tambahnya," katanya.
"Selama ini akibat keterbatasan infrastruktur pascapanen, petani lebih memilih menjual gabah mereka ke tengkulak untuk dibawa ke Medan," tegas Wahyudin.
Gubernur Aceh Irwandi Yusuf tahun lalu menyebut, jutaan ton padi dari hasil panen petani di Provinsi Aceh, selama ini dijual ke luar daerah.
Namun ironisnya, lanjut dia, setelah menjadi beras, maka giliran orang di Aceh yang membeli dari provinsi terdekat, yakni Sumatera Utara.
"Aceh semasa pertama kali saya menjadi gubernur, sudah swasembada beras. Saat ini, juga. Tetapi saat ini yang kita ketahui, ada sekitar 2,5 juta ton padi yang dihasilkan petani kita, dijual ke daerah lain," kata Irwandi.
BPS dorong Pemda miliki penggilingan padi modern
Kamis, 3 Mei 2018 21:24 WIB