Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah saat ini tinggal menunggu hasil pemeriksaan tim peneliti dari Departemen Pertanian RI terhadap kopi Arabica Gayo yang dikabarkan mengandung kimia glyphosate di atas ambang batas, hingga berakibat pada penolakan ekspor oleh negara-negara di Eropa.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Tengah, Juanda kepada wartawan diTakengon, Senin menyampaikan, saat ini tim peneliti yang diundang khusus ke Aceh Tengah untuk melakukan pemeriksaan tersebut, telah kembali ke Jakarta dan hanya tinggal menunggu hasil uji laboratorium yang dilakukan.

Baca juga: Eksportir keluhkan kopi Gayo ditolak buyer Eropa

"Sudah dilaksanakan. Nah nanti begitu ada hasilnya dalam waktu dekat akan kita umumkan," tutur Juanda.

Dia menjelaskan tim peneliti tersebut telah melakukan pemeriksaan secara langsung di sejumlah titik lahan perkebunan kopi di Aceh Tengah, termasuk mengambil sampel kopi dari Koperasi Ketiara yang disebut produk ekspornya ditolak oleh buyer Eropa.

Baca juga: GMNI desak DPRK gelar Pansus terkait kopi gayo ditolak buyer Eropa

"Hasilnya nanti akan menjadi acuan kita untuk langkah-langkah selanjutnya. Nanti kita akan bahas bersama semua pihak, termasuk koperasi," ujarnya.

Menurut Juanda, upaya mendatangkan tim peneliti tersebut merupakan bentuk keseriusan pemerintah daerah setempat terhadap kopi gayo yang belakangan dikabarkan mengandung unsur glyphosate di atas ambang batas, sehingga dikatagorikan tidak lagi organik.

Sementara diketahui, selama ini kopi Arabica Gayo banyak diekspor ke pasar dunia dengan memakai label kopi organik, sehingga menjadi komoditi unggulan yang banyak disukai dan dibeli dengan harga tinggi, selain juga ada yang konvensional atau non organik, namun harga jualnya jauh berbeda.

Sementara, Juanda mengaku, selama ini pihaknya di Dinas Pertanian setempat secara rutin selalu memberikan penyuluhan kepada para petani kopi di daerah itu, agar mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia dalam pembudidayaan kopi.

Hal itu dilakukan, untuk dapat terus menjaga keorganikan kopi Arabica Gayo yang selama ini menjadikannya spesial di pasar dunia.

"Tugas kami di Dinas Pertanian sesuai dengan tupoksi kami, selama ini sudah sering menyampaikan kepada kelompok-kelompok tani, marilah kita mengurangi penggunaan herbisida terutama untuk tanaman kopi," tutur Juanda.

Pewarta: Kurnia Muhadi

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019