Takengon, Aceh (ANTARA) - Harga jual kopi Arabika gayo di Kabupaten Aceh Tengah mulai naik tipis dalam sepekan terkahir seiring berlalunya masa panen puncak di daerah itu yang terjadi pada pertengahan Desember 2019.
Pelaku kopi di Takengon Tona mengatakan saat ini harga kopi gayo di tingkat petani sudah merangkak naik menjadi Rp111.500 per kaleng dari sebelumnya yang berada pada kisaran Rp110.000 sampai Rp111.000 per kalengnya.
Baca juga: Distanbun Aceh nyatakan kopi Arabika gayo masih organik
"Satu kaleng itu isinya kisaran 12 kilogram. Itu untuk harga kopi merah gelondongan dari petani," kata Tona, Selasa.
Sedangkan untuk harga biji kopi hijau baik asalan atau pun DP (dry process) kata Tona biasanya juga akan ikut naik menyesuaikan seiring peningkatan harga kopi gelendongan tersebut.
Baca juga: Stafsus Wapres KH Robikin puji kenikmatan kopi khas Meulaboh
Menurutnya kenaikan harga kopi saat ini sangat dipengaruhi oleh semakin berkurangnya hasil panen di tingkat petani seiring berlalunya masa panen puncak kopi gayo di sebagian besar wilayah di daerah itu.
"Ya hukum ekonomi lah, saat barang semakin berkurang sementara permintaan pasar meningkat maka harga akan naik," tutur Tona.
Tona menjelaskan bahwa di masa panen puncak otomatis permintaan pasar terhadap kopi arabica gayo juga tidak terlalu tinggi karena pasar biasanya telah memiliki stock yang cukup.
"Kalau sekarang stock pasar pun pasti sudah menipis, maka permintaan meningkat. Jadi otomatis harga juga mulai naik," sebut Tona.
Namun Tona menyebut masa panen kopi masih akan terjadi di sebagian wilayah di daerah itu hingga April 2019.
Dia mengatakan masa panen puncak yang telah berlalu adalah untuk sebagian besar wilayah yang merupakan sentra perkebunan kopi rakyat di daerah berhawa sejuk itu.
"Kalau kebun yang masih berbuah itu seperti di wilayah Kecamatan Kute Panang dan sekitarnya," kata Tona.
Salah seorang petani kopi yang memiliki kebun di kawasan tersebut Hasan juga mengatakan bahwa masa panen puncak untuk kebun-kebun kopi di wilayah ini kemungkinan terjadi pada Maret 2019.
"Kalau kebun saya mungkin baru rata buahnya di bulan tiga atau bulan empat. Memang sebagian kebun udah habis pun buahnya, tapi kita belum, ini baru mulai berbuah," kata Hasan.