Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar menyampaikan apresiasinya kepada pihak sekolah dan para orang tua murid di daerah itu yang telah menjalankan proses belajar mengajar di rumah terhadap anak selama pandemi COVID-19 walau dengan segala keterbatasan.
Shabela menuturkan bahwa para guru dan orangtua murid di daerahnya telah bersungguh-sungguh menjalankan proses belajar mengajar jarak jauh atau belajar di rumah terhadap anak sesuai anjuran pemerintah.
"Sepekan ini saya memantau proses belajar mengajar jarak jauh di tingkat pendidikan dasar dan menengah pertama di Kabupaten Aceh Tengah. Memang tidak sempurna, tapi mereka punya semangat untuk melaksanakannya meskipun dengan keterbatasan yang ada," kata Shabela Abubakar di ruang kerjanya, Selasa (7/4).
Baca juga: Siswa di Aceh tetap belajar secara daring dari rumah
Menurut Shabela tidak semua sekolah di daerahnya memiliki aplikasi khusus untuk bisa menerapkan proses belajar mengajar jarak jauh secara online.
Namun kata dia pihak sekolah dan para orang tua termasuk siswa tetap memiliki semangat walau hanya memanfaatkan komunikasi melalui telepon seluler atau membuat sebuah grup WhatsApp di smartphone.
Baca juga: Presiden ingatkan pelajar tetap belajar di rumah, jangan main ke warnet
"Jadi guru mengajar secara konvensional dengan menulis, memoto, atau merekam audio visual percakapan tentang materi ajar atau tugas, lalu mengirimnya ke grup WhatsApp. Lalu jawaban serta tanggapan murid pun dikirim kembali oleh orangtua murid melalui media yang sama," tutur Shabela.
Sebagai sosok orang tua, Shabela juga mengaku kerap memantau langsung proses belajar mengajar jarak jauh yang dilakukan oleh cucunya sendiri.
Baca juga: Gubernur Aceh terbitkan edaran belajar di rumah
Dia bahkan kerap berkomunikasi dengan para guru dan beberapa orang tua murid guna memastikan proses belajar mengajar di rumah berjalan dengan semestinya.
"Yang penting saling bahu membahu untuk perkembangan pendidikan anak-anak kita. Jangan ada pihak yang merasa terbebani dengan pola pembelajaran seperti ini," ujarnya.
Dalam hal ini Shabela mengakui masih banyak keterbatasan yang dimiliki, baik dari pihak sekolah ataupun orangtua murid, untuk bisa maksimal menerapkan proses belajar mengajar di rumah selama masa darurat pandemi COVID-19.
Karena itu ia sangat mengapresiasi sekolah-sekolah dan para orangtua murid yang telah dengan gigih berusaha dan berjuang semampunya.
"Harus diingat bahwa mereka telah menjalankan fase social distancing dengan baik," ucap Shabela Abubakar.
Menurutnya tidak sedikit para orangtua murid di daerah itu yang bahkan tidak memiliki smartphone berbasis android, sehingga mereka harus menghubungi guru melalui telepon dan SMS.
"Bahkan ada pula orang tua yang sama sekali tidak memiliki handphone atau pulsa karena kesulitan ekonomi," sebutnya.
Sementara jika untuk sekolah-sekolah yang berada di pusat Kota Takengon seperti diantaranya sekolah terpadu atau boarding school kata Shabela penerapan proses belajar mengajar di rumah sudah lebih memadai dengan pemanfaatan sistem online.
Menurutnya dari beberapa sekolah yang diamati di seputaran Kota Takengon sudah menunjukkan kesiapannya dalam menjalankan metode pendidikan berbasis e-learning tersebut.
"Sebut saja seperti di sekolah cucu saya pada SD 8 Lut Tawar. Apalagi pada sekolah-sekolah terpadu milik yayasan, mereka terkesan lebih siap dalam menjalankan pendidikan online atau e-learning," tutur Shabela.
Terakhir Bupati ini berharap semua pihak dapat saling bahu membahu dalam mengatasi segala keterbatasan di masa-masa sulit selama penerapan physical distancing untuk tujuan memutus mata rantai penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) di daerah itu.
"Tetap semangat para guru. Bimbing terus para murid untuk belajar dan menjadi orang yang berkarakter. Saya yakin kita akan melewati masa yang sulit ini sebagai pemenang," ucap Shabela Abubakar.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
Shabela menuturkan bahwa para guru dan orangtua murid di daerahnya telah bersungguh-sungguh menjalankan proses belajar mengajar jarak jauh atau belajar di rumah terhadap anak sesuai anjuran pemerintah.
"Sepekan ini saya memantau proses belajar mengajar jarak jauh di tingkat pendidikan dasar dan menengah pertama di Kabupaten Aceh Tengah. Memang tidak sempurna, tapi mereka punya semangat untuk melaksanakannya meskipun dengan keterbatasan yang ada," kata Shabela Abubakar di ruang kerjanya, Selasa (7/4).
Baca juga: Siswa di Aceh tetap belajar secara daring dari rumah
Menurut Shabela tidak semua sekolah di daerahnya memiliki aplikasi khusus untuk bisa menerapkan proses belajar mengajar jarak jauh secara online.
Namun kata dia pihak sekolah dan para orang tua termasuk siswa tetap memiliki semangat walau hanya memanfaatkan komunikasi melalui telepon seluler atau membuat sebuah grup WhatsApp di smartphone.
Baca juga: Presiden ingatkan pelajar tetap belajar di rumah, jangan main ke warnet
"Jadi guru mengajar secara konvensional dengan menulis, memoto, atau merekam audio visual percakapan tentang materi ajar atau tugas, lalu mengirimnya ke grup WhatsApp. Lalu jawaban serta tanggapan murid pun dikirim kembali oleh orangtua murid melalui media yang sama," tutur Shabela.
Sebagai sosok orang tua, Shabela juga mengaku kerap memantau langsung proses belajar mengajar jarak jauh yang dilakukan oleh cucunya sendiri.
Baca juga: Gubernur Aceh terbitkan edaran belajar di rumah
Dia bahkan kerap berkomunikasi dengan para guru dan beberapa orang tua murid guna memastikan proses belajar mengajar di rumah berjalan dengan semestinya.
"Yang penting saling bahu membahu untuk perkembangan pendidikan anak-anak kita. Jangan ada pihak yang merasa terbebani dengan pola pembelajaran seperti ini," ujarnya.
Dalam hal ini Shabela mengakui masih banyak keterbatasan yang dimiliki, baik dari pihak sekolah ataupun orangtua murid, untuk bisa maksimal menerapkan proses belajar mengajar di rumah selama masa darurat pandemi COVID-19.
Karena itu ia sangat mengapresiasi sekolah-sekolah dan para orangtua murid yang telah dengan gigih berusaha dan berjuang semampunya.
"Harus diingat bahwa mereka telah menjalankan fase social distancing dengan baik," ucap Shabela Abubakar.
Menurutnya tidak sedikit para orangtua murid di daerah itu yang bahkan tidak memiliki smartphone berbasis android, sehingga mereka harus menghubungi guru melalui telepon dan SMS.
"Bahkan ada pula orang tua yang sama sekali tidak memiliki handphone atau pulsa karena kesulitan ekonomi," sebutnya.
Sementara jika untuk sekolah-sekolah yang berada di pusat Kota Takengon seperti diantaranya sekolah terpadu atau boarding school kata Shabela penerapan proses belajar mengajar di rumah sudah lebih memadai dengan pemanfaatan sistem online.
Menurutnya dari beberapa sekolah yang diamati di seputaran Kota Takengon sudah menunjukkan kesiapannya dalam menjalankan metode pendidikan berbasis e-learning tersebut.
"Sebut saja seperti di sekolah cucu saya pada SD 8 Lut Tawar. Apalagi pada sekolah-sekolah terpadu milik yayasan, mereka terkesan lebih siap dalam menjalankan pendidikan online atau e-learning," tutur Shabela.
Terakhir Bupati ini berharap semua pihak dapat saling bahu membahu dalam mengatasi segala keterbatasan di masa-masa sulit selama penerapan physical distancing untuk tujuan memutus mata rantai penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) di daerah itu.
"Tetap semangat para guru. Bimbing terus para murid untuk belajar dan menjadi orang yang berkarakter. Saya yakin kita akan melewati masa yang sulit ini sebagai pemenang," ucap Shabela Abubakar.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020