Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengingatkan bahwa mengatasi permasalahan stunting di tengah masyarakat akan membantu meningkatkan kualitas hidup warga sehingga juga bisa berdampak kepada pemulihan kinerja ekonomi nasional.
"Kajian Bank Dunia menunjukkan stunting berdampak kepada tingkat kecerdasan," kata Menteri Edhy dalam Webinar Nasional "Gemar Makan Ikan untuk Pencegahan Stunting" yang digelar Universitas Binawan, Sabtu.
Dengan rendahnya tingkat kecerdasan dinilai bisa berdampak kepada rendahnya inovasi sehingga ke depannya tidak ada faktor yang cukup untuk melesatkan pertumbuhan ekonomi.
Bila pertumbuhan ekonomi suatu negara terhambat, lanjutnya, maka bisa saja juga berpotensi untuk meningkatkan kemiskinan dan kesenjangan di tengah masyarakat.
"Ikan merupakan sumber protein yang sangat tepat untuk program perbaikian gizi masyarakat," katanya.
Ia memaparkan, keunggulan ikan sebagai konsumsi antara lain adalah mengandung asam omega tinggi, komposisi asam amino yang lengkap dan mudah dicerna, mengurangi risiko jantung dan stroke, serta baik untuk tumbuh kembang anak maupun menghindari pengeroposan tulang.
Edhy menuturkan, stunting harus ditangani dengan baik agar tidak terjadi fenomena lost generations apalagi saat ini RI menghadapi bonus demografi.
Pembicara lainnya, Kepala Prodi Gizi Universitas Binawan Mia Srimiati, SGz, MSi, memaparkan pentingnya gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan antara lain karena pada masa ini adalah saat optimalnya pertambahan jumlah sel pertumbuhan dan differensiasi dari proses sel itu sendiri
"Periode ini penting untuk optimalisasi asupan gizi," kata Mia Srimiati dan menambahkan, dua tahun pertama dalam usia anak merupakan puncak kurva dari perkembangan bahasa baik juga fungsi kognitif dasar.
Mia Srimiati mengingatkan bahwa kurangnya asupan gizi bisa mengakibatkan kerusakan dampak permanen dan sukar diperbaiki ke depannya setelah anak berusia dua tahun.
Sementara itu, Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat IPB Prof Dr Hardinsyah, MS menyatakan bahwa stunting mengubah cara pandang karena pada zaman dahulu pengukuran terhadap anak lebih melihat kepada bobot dan mengabaikan tinggi badan, yang merupakan dampak dari stunting.
Prof Hardinsyah mengingatkan bahwa faktor gizi adalah hal terpenting untuk mengatasi stunting terutama bagi ibu hamil untuk mendapatkan gizi yang sangat memadai tidak hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi janin yang sedang dikandungnya.
Ia mengeritik fenomena banyaknya ibu muda yang mengikuti diet vegan dengan tidak memakan daging sama sekali padahal lemak dan protein merupakan kandungan yang sangat penting bagi anak-anak mereka.
Menurut dia, untuk mendapatkan gizi yang cukup, maka seharusnya seseorang bisa mengonsumsi ikan minimal empat hari dalam satu pekan, bahkan kalau bisa setiap hari.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
"Kajian Bank Dunia menunjukkan stunting berdampak kepada tingkat kecerdasan," kata Menteri Edhy dalam Webinar Nasional "Gemar Makan Ikan untuk Pencegahan Stunting" yang digelar Universitas Binawan, Sabtu.
Dengan rendahnya tingkat kecerdasan dinilai bisa berdampak kepada rendahnya inovasi sehingga ke depannya tidak ada faktor yang cukup untuk melesatkan pertumbuhan ekonomi.
Bila pertumbuhan ekonomi suatu negara terhambat, lanjutnya, maka bisa saja juga berpotensi untuk meningkatkan kemiskinan dan kesenjangan di tengah masyarakat.
"Ikan merupakan sumber protein yang sangat tepat untuk program perbaikian gizi masyarakat," katanya.
Ia memaparkan, keunggulan ikan sebagai konsumsi antara lain adalah mengandung asam omega tinggi, komposisi asam amino yang lengkap dan mudah dicerna, mengurangi risiko jantung dan stroke, serta baik untuk tumbuh kembang anak maupun menghindari pengeroposan tulang.
Edhy menuturkan, stunting harus ditangani dengan baik agar tidak terjadi fenomena lost generations apalagi saat ini RI menghadapi bonus demografi.
Pembicara lainnya, Kepala Prodi Gizi Universitas Binawan Mia Srimiati, SGz, MSi, memaparkan pentingnya gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan antara lain karena pada masa ini adalah saat optimalnya pertambahan jumlah sel pertumbuhan dan differensiasi dari proses sel itu sendiri
"Periode ini penting untuk optimalisasi asupan gizi," kata Mia Srimiati dan menambahkan, dua tahun pertama dalam usia anak merupakan puncak kurva dari perkembangan bahasa baik juga fungsi kognitif dasar.
Mia Srimiati mengingatkan bahwa kurangnya asupan gizi bisa mengakibatkan kerusakan dampak permanen dan sukar diperbaiki ke depannya setelah anak berusia dua tahun.
Sementara itu, Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat IPB Prof Dr Hardinsyah, MS menyatakan bahwa stunting mengubah cara pandang karena pada zaman dahulu pengukuran terhadap anak lebih melihat kepada bobot dan mengabaikan tinggi badan, yang merupakan dampak dari stunting.
Prof Hardinsyah mengingatkan bahwa faktor gizi adalah hal terpenting untuk mengatasi stunting terutama bagi ibu hamil untuk mendapatkan gizi yang sangat memadai tidak hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi janin yang sedang dikandungnya.
Ia mengeritik fenomena banyaknya ibu muda yang mengikuti diet vegan dengan tidak memakan daging sama sekali padahal lemak dan protein merupakan kandungan yang sangat penting bagi anak-anak mereka.
Menurut dia, untuk mendapatkan gizi yang cukup, maka seharusnya seseorang bisa mengonsumsi ikan minimal empat hari dalam satu pekan, bahkan kalau bisa setiap hari.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020