Banda Aceh, 30/9 (Antaraaceh) - Sepanjang pesisir laut Kecamatan Johan Pahlawan,  Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, terindikasi sudah tercemar limbah batubara, sehingga membuat biota laut mati dan menghilang.

"Sampel air laut saya masukan ke dalam botol, separuh air botol mengendap batubara, ini menandakan air laut sudah tercemar dan ikan-ikan teri serta udang sabu sudah tidak ada lagi di pingir laut kami," kata Dewi Tiorita, warga Desa Suak Indra Puri di Meulaboh, Selasa.

Sebagian besar nelayan di kawasan itu, kata dia, sudah tidak dapat menjaring ikan teri dan udang sabu seperti biasanya, karena khawatir akan menelan air yang tercemar batubara.

Ditambah lagi sebut Dewi, sudah tidak ada biota laut demikian dimungkinkan sudah berpindah ke kawasan lain karena tumpukan batubara yang ditempatkan di kawasan perkempungan mereka tumpah ke laut.

Selain ini ada pihak yang disinyalir warga setempat sengaja membuang limbah batubara ke dalam air laut untuk penghematan biaya dan mempermudah kerja padahal itu sangat beresiko untuk lingkungan.

"Kalau debu yang terbang itu sudah bosan kami sampaikan. Anehnya dalam pertemuan kami dengan pihak perusahaan ada yang bilang hal ini jangan sisebar luaskan karena mereka sudah bayar kepada pemda," tegasnya.

Dewi melanjutkan, warga setempat mengharapkan pemerintah daerah tidak lagi menjadikan kawasan mereka lokasi penimbunan dan bongkar muat batubara karena sudah melumpuhkan perekonomian dan merusak lingkungan serta kesehatan masyarakat.

Pemerintah daerah sepakat memberikan perpanjangan izin selama delapan bulan kedepan kepada perusahaan tambang PT Mifa Bersaudara melakukan ekspor dan penimbunan batubara di kawasan Desa Suak Indra Puri.

Hasil kesepakatan tersebut menindak lanjuti habisnya kontrak dua tahun pelabuhan Jety Meulaboh karena belum tuntasnya pelabuhan ban berjalan mereka di kawasan Desa Peunaga Cut Ujong sebagai pelabuhan ekspor.

"Kami sangat berharap para aktivis lingkungan hidup dapat turun melihat dan melakukan tes air laut disini, kalau aktivis lokal seperti sudah tidak peduli kepada kami, jangan sampai hal ini dibiarkan dan tertutup sementara kerusakan lingkungan sudah begitu parah," katanya menambahkan.

Pewarta:

Editor : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2014