Nawiyah tak bisa menyembunyikan raut wajah bahagia. Perempuan berusia 60 tahun yang berdomisili di Desa Blang Nisam, Kecamatan Indra Makmu, Aceh Timur itu menjadi salah seorang yang dipilih PT Medco E&P Malaka dalam program bedah rumah tidak layak huni.

Mungkin ini yang disebut berkah di balik malapetaka. Puting beliung yang melanda wilayah Aceh Timur awal 2019 lalu menyebabkan pohon tumbang dan menimpa rumah perempuan lanjut usia itu. Rusak parah, dan tidak bisa lagi untuk ditempati.

Munajatnya terjawab. Pada medio 2019, rumah milik Nawiyah telah rampung dibangun dan bisa ditempati. Prosesi adat Aceh berupa pesijuek juga dilakukan langsung oleh General Manager PT Medco E&P Malaka Susanto.

Nawiyah berterimakasih atas perhatian yang diberikan Medco terhadapnya. Ia tak menyangka perusahaan yang bergerak di bidang minyak dan gas bumi itu membangun rumahnya dari nol pascaterimpa pohon.

"Saya (tinggal) bersama anak, menantu dan cucu sudah dapat menempati rumah layak huni ini," katanya di hadapan Susanto saat acara peusijuek rumahnya di Aceh Timur, beberapa waktu lalu.

Program bedah rumah itu diharapkan dapat terus berkelanjutan. Warga juga berharap perusahaan menyalurkan program dari dana tanggung jawab sosial (CSR) itu melalui pelbagai program pemberdayaan lainnya dalam upaya pengentasan kemiskinan.

 "Semoga kehadiran Medco E&P Malaka dapat terus memberi manfaat bagi masyarakat desa kami dan masyarakat desa lainnya di lingkar tambang khusunya dan Aceh Timur pada umumnya," kata Keuchik Blang Nisam Rusli.

Pemanfaatan dana program CSR untuk membedah rumah tidak layak huni di pantai Timur telah lama dilakukan Medco. Sasaran mereka ialah masyarakat yang hidup dengan ekonomi rendah atau kurang mampu.

Susanto mengatakan tidak hanya rumah Nawiyah. Bedah rumah merupakan program perusahan yang terus berkelanjutan. Kata dia, sebelumnya mereka juga menggandeng Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur untuk menjalankan program itu.

"Program bedah rumah ini akan kita lanjutkan pada tahun berikutnya sebagai bentuk peduli perusahaan terhadap masyarakat lingkar tambang dan Aceh Timur," katanya.

Sejak dimulai pada 2018 hingga sekarang, Medco telah melakukan membangun rumah dhuafa itu sebanyak 16 unit yang tersebar di empat kecamatan yakni Indra Makmu, Nurussalam, Julok dan Banda Alam.

Meliput Gampong Alue Siwah Serdang, Bandar Baro, Blang Nisam, Panton Rayeuk T, Jambo Balee, Julok Tunong, Teupin Raya, Gampong Lhee, Jambo Leubok, Alue Ie Mirah, Seuneubok Baro, Mane Rampak, Bukit Dindeng, Ladang Baro, Blang Kumahang, dan Seuneubok Rambong. 

Sejak menginjakkan kaki di Aceh Timur pascadamai antara Pemerintah RI dan Gerakan Aceh Merdekat (GAM) pada Agustus 2005 silam, perusahaan itu telah mulai menyalurkan program CSR. 

Jauh hari sebelum membangun rumah dhuafa, perusahaan itu juga membangun gedung baru yang diperuntukkan bagi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Zubir Mahmud Aceh Timur, dan telah mulai beroperasi pada 2015.

Rumah sakit daerah itu dibagngun atas lahan seluas 10.000 m2, dengan kapasitas 109 tempat tidur, empat ruang operasi, yang dilengkapi dengan unit gawat darurat, poliklinik serta gedung penunjang lainnya.
 
Tak hanya infrastruktur, berkah lain yang dirasakan warga Aceh Timur atas kehadiran Medco juga dari sisi pengembangan sumber daya manusia (SDM). Pelajar diberi beasiswa, pelatihan pengelasan serta peningkatan kompetensi dan seminar bagi guru Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Selanjutnya, pengembangan lain juga dilakukan berupa pelatihan pertanian dan peternakan domba, budidaya lebah madu trigona, pemeriksaan dan pengobatan kesehatan, serta merekrut sarjana lulusan dari universitas di Aceh.

Bahkan, Medco juga merekrut dan melatih 40 putra-putri terbaik asal Aceh Timur sebagai operator di Medco EP Malaka melalui Program Pengembangan Teknisi dan Operator di Pusdiklat Migas Cepu, Jawa Tengah.

"Mereka (putra-putri Aceh Timur) ini merupakan hasil proses seleksi yang cukup panjang dan transparan bersama dinas terkait. Bahkan mereka saat ini sudah bekerja di Blok A PT Medco EP Malaka," kata VP Relations & Security Medco E&P Drajat Panjawi dalam webinar Jurnalistik Peran Industri Hulu Migas Dalam Upaya Memajukan Pembangunan Ekonomi, di Aceh Timur, belum lama ini.
 
Menurut Drajat, perusahaan terus melakukan edukasi Industri Hulu Migas di setiap wilayah operasi, termasuk di Aceh Timur. Melalui webinar dengan insan pers di Aceh Timur diharapkan kedepannya akan melahirkan informasi yang bermanfaat dan mengedukasi masyarakat.

Untuk diketahui, wilayah operasi PT Medco EP Malaka berada di Blok A, yakni lapangan migas yang mengandung cadangan gas lebih dari 450 BCF. Medco EP Malaka melakukan pengembangan sumur-sumur gas di lapangan blok tersebut, diantaranya lapangan Alue Siwah dan Alur Rambong.

Gas dari sumur itu kemudian diolah CPP Alue Siwah dan selanjutnya disalurkan sekaligus dimafaatkan untuk kebutuhan domestik, diantaranya potensi gas yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik.

Pewarta    : Hayaturrahmah 
Rubrik       : Features
Keperluan : Tulisan ini ditayangkan untuk mengikuti lomba karya Jurnalistik

Pewarta: Hayaturrahmah

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020